Monday, March 14, 2016

Rangkuman Buku Media Now Chapter 7 dan Chapter 8 (Film and Television)

Chapter 7
Hollywood menjadi pusat industri film 1915. Film Birth of a Nation yang disutradarai oleh D. W. Griffith pada 1915 menjadi film paling populer di AS selama 20 tahun. Namun, banyaknya kekerasan dalam film-film perang, beberapa negara melarang munculnya film dan hal ini merupakan awal terbentuknya sensor film. Pada 1920, industri ini mulai mempunyai aturannya sendiri. Pada 1903 sampai 1927 merupakan masa kejayaan film bisu. Film ini merupakan film pertama yang muncul pertama kali di dunia.film yang bergenre klasik ini masih terus diikuti sampai sekarang genrenya. Film ini bergantung pada visual dan berorientasi pada kemewahan. Di California, beberapa studio telah mulai mengembangkan industri ini, mulai dari aktor, penulis, sutradara, teknisi, dan peralatan untuk menunjang film mereka. Mereka menemukan bahwa aktor atau aktris tertentu bisa menarik pemirsa dan tidak peduli dengan isi film itu sendiri. Di film bisu sendiri visual yang kuat membuat adanya kontroversi. Film tahun 1920-an membuat banyak penonton terkejut karena temanya yang seksual, seperti film The Jazz Age (1929). Akan tetapi, akhirnya industri ini mulai memberlakukan sensor dan melarang adanya adegan kekerasan maupun kejahatan.
Industri ini mulai mengupayakan adanya audio pada film. Awalnya, studio film enggan untuk menggunakan teknologi audio pada film mereka karena hal tersebut masih baru dan mahal. Akhirnya, Warner Brother mengembangkan teknologi ini dan menciptakan The Jazz Singer pada 1927. Film ini menampilkan bagian dari rekaman musik dan bibir penyanyinya sesuai dengan audio yang keluar. Namun, film ini mengandung rasisme terhadap kulit hitam. Akhirnya, film bisu mengakhiri zaman keemasannya. Kemampuan akting para artis mulai berkurang karena ekspresi dan gesture mereka dapat diganti dengan dialog. Selain itu, studio menjadi lebih fokus dan harus terampil terhadap efek suara dan musik. Beberapa aktor dan aktris yang tidak memiliki kualitas vokal atau akting yang baik tidak dapat bertahan di industri ini. Seperti film talkies yang sangat terkenal karena adanya tarian, nyanyian, dan pembicaraan. Dalam beberapa tahun, hampir semua film mulai memiliki suara. Zaman baru yang menampilkan film yang diproduksi musikal dengan adanya visual yang mewah, tarian, dan nyanyian. Komedi berubah menjadi lebih verbal dengan lelucon dan guruan. Pada 1930-an dan 1940-an film memberikan dampak besar pada AS. Setiap minggunya, anak-anak akan pergi ke bioskop. Satu tiket bioskop bisa dipakai untuk sepanjang hari dan menonton film sebanyak mungkin. Film Amerika akhirnya dipertontonkan secara internasional karena banyak orang yang tertarik dengan kehidupan disana, bahkan mendorong ekspor yang membuat studio bekerja sama dengan MPAA di 1930-an untuk menguasai bisnis film internasional.
Industri ini akhirnya memberikan keuntungan yang banyak dan menjadi bisnis yang sukses, tetapi turut mematikan produsen-produsen kecil dan 5.000 bioskop. Pada 1930, muncul 5 studio besar, yaitu Paramount, MGM, Warner Brothers, Fox, dan RKO. Studio ini memiliki proses distribusi film mereka ke bioskop serta fasilitas produksi yang luas. Mereka mengontrol produksi, distribusi, dan memastikan agar film mereka dimainkan secara luas. Beberapa studio film kecil pada 1930-an dan 1940-an di Hollywood, kini menjadi pemain utama di industri ini, yaitu Universal, Columbia, dan United Artist. Mereka berjuang dengan banyak membuat film B karena mereka tidak dapat menguasai jaringan distribusi dan pameran mereka sendiri. Setelah PD II di 1946-1948, sistem studio naik, perang membuat ekonomi pada industri ini mengalami kenaikan. 1946 adalah puncak dari paparan penonton dan kesuksesan untuk film di AS. Sekitar 90 juta orang pergi ke bioskop setiap minggu dan pada 1947, industri film AS meraup $ 2,4 milliar. Setelah 1948, televisi memotong penerimaan box office Hollywood. Industri film mengalami penurunan. Kemudian, pemerintah memerintahkan agar studio film keluar dari salah satu aspek bisnis, antara lain, produksi distribusi, atau pameran. Walaupun sempat ada tantangan dari studio, akhirnya keempat studio besar mencoba untuk menyesuaikan diri kembali setelah menjual sistem mereka. Meski studio film menderita pada 1950-an sampai 1960-an, hanya RKO yang keluar dari bisnis film. Kemudian, film-film mulai ditayangkan di televisi yang akhirnya dapat membantu industri film untuk terus bertahan.
Akhir 1970-an dan awal 1980-an, industri film mulai mendapat keuntungan besar dari TV kabel. HBO yang diluncurkan pada 1975, menayangkan banyak film-film eksklusif. Kemudian, jaringan lain yang berkonsentrasi pada film lama layaknya pada stasiun TV biasa. Perkembangan ini membantu industri film bangkit dari penurunan mereka pada 1950-an dan 1960-an. VCR dan DVD menjadi alternatif untuk menonton film. Bisnis penyewaan video dimulai dari toko-toko kecil. Penyewaan video memberikan kontribusi baik terhadap segmentasi penonton. Beberapa tahun kemudian, industri ini mengalami perkembangan yang pesat. Banyak efek khusus yang hadir falam industri ini, seperti yang terjadi pada film Kingkong. Film ini memakai teknik proyeksi belakang agar memberi kesan bahwa aktor di studio benar-benar melakukan aksi yang di luar pikiran atau terlibat dalam hal yang berbahaya. Komputer mempunyai banyak kontribusi dalam industri ini, seperti Star Wars yang menggunakan komputer untuk membuat efek khusus. Kemudian, pada 1995, Pixa Animation yang mengeluarkan film animasi, selanjutnya film Titanic, yaitu gelombang air yang dihasilkan oleh komuter. Semua efek ini dibuat menggunakan greenscreen, yang memungkinkan untuk memasukkan banyak adegan kedalamnya, seperti The Lord of the Rings. Kemudian, industri ini terus berkembang dengan perubahan proyektor pada bioskop. Ada hampir 7.500 layar digital di AS pada 2009 dan terus meningkat sampai sekarang, bahkan munculnya IMAX membuat film 3D terus memenuhi industri ini. Di internet, pengunduhan film telah menyaingi pengunduhan musik. Munculnya BitTorrent, memungkinkan orang untuk mengunduh film secara illegal. Akan tetapi, industri ini memunculkan pula layanan streaming video dan pengunduhan berbayar, seperti Netflix.
Industri film sekarang dikuasai oleh pemain lama, seperti Columbia, Fox, MGM, Paramount, Universal, dan Warner Brothers serta Buena Vista (Disney) dan TriStar (Sony). Sebagian dari ini merupakan bagian dari konglomerasi yang mendominasi produksi dan distribusi film. Pada puncak ketenaran Hollywood tahun 1946, studio besar, masing-masing memproduksi 40 sampai 50 film setiap tahun. Hari ini studio besar berinvestasi rata-rata sekitar $ 66.000.000 per film, ditambah rata-rata sebesar $ 36 juta dalam iklan per film, dan ditambah biaya overhead untuk mempertahankan studio tersebut. Lebih dari 900 film yang diproduksi di Amerika Serikat pada 2009, tetapi hanya sekitar 500 film benar-benar didistribusikan ke bioskop. Para pembuat film bisa menampilkan film mereka pada banyak festival, salah satunya pada festival sundance di Park City serta organisasi yang menjalankan festival film khusus, yang khusus menyajikan film yang berfokus pada LGBT. Film sekarang cenderung akan dirilis hampir bersamaan di Amerika Serikat dan luar negeri. Secara umum, ada banyak pilihan distribusi film sekarang daripada di masa lalu. Pendapatan dari distribusi teater film telah berkembang di akhir 1990-an.
Selama bertahun-tahun, salah satu kekuatan yang paling kuat di industri hiburan adalah para pemain film besar (studio), karena menjadi pemain penting dalam budaya dan poltik Amerika. Setelah perdebatan dari film yang mengandung kekerasan pada 1960, MPAA (Motion Picture Association of America) melembagakan sistem rating pada 1968 untuk membuat orang mengetahui jenis film yang akan mereka tonton. Kategorinya adalah sebagai berikut.
1.      G, segala usia; tidak mengandung seks atau telanjang dan kekerasannya minimal.
2.      PG, disarankan adanya bimbingan; beberapa bagian mungkin tidak cocok untuk anak-anak, tidak mengandung kekerasan yang berlebihan, ketelanjangan yang minim, dan sedikit senonoh.
3.      PG 13, bimbingan orangtua; orangtua diharapkan memberi bimbingan kepada anak-anak di bawah 13 tahun karena materinya mungkin tidak untuk anak-anak
4.      R, Dibatasi; mereka yang di bawah 17 harus disertai oleh orang tua atau wali; mungkin berisi kekerasan yang sangat kasar, ketelanjangan, atau bercinta
5.      NC 17, tidak boleh untuk orang yang bawah 17 tahun; umumnya dipakai untuk film yang terbuka (porno), meskipun beberapa film biasa menerima rating ini
Banyak orang memperdebatkan kelayakan dan utilitas dari penilaian tersebut. Beberapa berpendapat bahwa bentuk sensor industri ini melanggar kebebasan berbicara bagi para pembuat film. Yang lainnya berpendapat bahwa, hal ini hanya merangsang minat pemirsa muda untuk menonton. Banyak pengamataman yang memperlihatkan bahwa penilaian R dan NC 17 tidak digunakan oleh bioskop karena manajer menyadari bahwa sebagian besar penontonnya adalah remaja. Menegakkan sebuah aturan adalah hal yang sulit karena banyak orang di bawah 17 tahun yang sering membeli tiket untuk film PG, tapi kemudian mereka membeli film R. Ada juga kategori film PG 13, tapi di dalamnya banyak mengandung film R. Peringkat ini memungkinkan pembuat film untuk terus memproduksi film dengan konten seksual dan kekerasan, karena mereka bisa membantah bahwa penonton disiagakan untuk menghindari materi tersebut. Meskipun, banyak orangtua telah menyampaikan apresiasi atas penilaian yang memberi mereka sesuatu untuk membimbing anak-anak, mereka mengatakan itu tidak bisa diandalkan karena penilaian tidak konsisten dari film ke film.
Hak kekayaan intelektual telah menjadi hal serius di industri ini. Banyak kerugian yang dialami dari adanya pembajakan film, baik di AS dan luar negeri. Kemajuan teknologi memungkinkan semua orang untuk dengan mudahnya menyalin film di internet. Kemunculan VCR yang populer membuat ketakutan bahwa akan adanya banyak pembajakan dan membuat orang tidak menonton film lagi di bioskop. MPAA awalnya mencoba untuk menekan difusi teknologi rekaman video, takut pembajakan besar-besaran. Ketika upaya gagal, MPAA menuntut penegakan hukum terhadap menyalin video yang illegal, baik di Amerika Serikat dan luar negeri. Industri film berharap agar pencegahan terus dilakukan di tingakt konsumen. Konsumen dapat membuat salinan dari film yang sedang disiarkan untuk diri sendiri dan tidak menual atau menyewakan ke orang lain. Namun, banyak pula yang membuatnya menjadi bisnis. Seorang konsumen mungkin tidak menyalin film dari satu komputer, VCR, atau DVD lain. Dalam kebanyakan kasus, salinan digital dan DVD film memiliki pengamanan teknologi terhadap penyalinan. Masalah besar dalam pembajakan adalah penyalinan ilegal oleh orang-orang yang berniat untuk menjual atau menyewakan salinan ilegal. Dengan demikian industri film, melalui MPAA, telah mendorong penegakan hukum pejabat, baik di Amerika Serikat dan luar negeri untuk menegakkan hukum hak cipta. MPAA telah sukses luar biasa dalam mendapatkan perhatian pemerintah untuk menindak pembajakan film di luar negeri. Pemerintah AS telah membantu memberikan tekanan pada pemerintah lainnya untuk menegakkan perjanjian hak cipta internasional yang ada.

Chapter 8
Ada tiga industri atau stasiun TV yang menjadi pemain utama dalam industri pertelevisian, yaitu NBC, CBS, dan ABC. Mereka menampilkan program yang nantinya akan menarik bagi pengiklan karena adanya rating atau penonton yang banyak. Tentu saja, hal tersebut membat mereka lebih menang dibandingkan radio yang hanya bergantung pada audio saja. Selama pembekuan FCC, sebagian besar kota hanya memiliki satu atau dua stasiun, dan NBC dan CBS adalah pilihan afiliasi atas. Program yang menjadi andalan bagi jaringan televisi salah satunya adalah variety show karena masyarakat banyak melihat kualitas dari tayangan tersebut, walaupun sekarang hal tersebut jarang kita temui. Drama yang hadir di televisi digarap dengan serius dengan adanya aktor terkenal dan penulis yang baik yang biasanya berdomisili di New York. Banyak hal terjadi di industri ini, seperti adanya pergeseran pada penonton, kemudian munculnya komersialisme, dan nilai produksi yang menjadi sangat penting di Hollywood.
Ketua FCC, Newton Minow, menyebutkan bahwa televisi adalaha gurun yang luas karena banyaknya pemrograman hambar atau kurang berkualitas pada tahun 1961. Perusahan untuk penyiaran publik dan layanan penyiaran publik, akhirnya didirikan untuk memberikan banyak alternatif pada pemograman yang ada di televisi. peraturan FinSyn yang muncul dan langkah-langkah pengaturan lainnya membatasi jumlah program televisi. Stasiun UHF independen mulai makmur setelah UHF tuner yang diperlukan di set televisi baru dan FCC membuka kota-kota besar untuk televisi kabel, yang membuka jalan mereka untuk layanan berbayar seperti HBO dan turut pula didukung oleh iklan, seperti WTBS. Pada tahun 1987, Rupert Murdoch memulai jaringan televisi Fox. TV kabel membantu Fox karena adanya penggabungan stasiun Fox dengan stasiun UHF independen, jadi, TV kabel yang ada di kebanyakan rumah memperlihatkan sebuah kualitas gambar yang sangat baik dan tidak seperti kualitas yang orang dapatkan saat hanya menggunakan antena biasa. Jaringan televisi kabel seperti Fox menarik banyak pengiklan karena tayangan mereka yang menarik untuk para penonton muda. Proporsi pemirsa yang menyetel siaran prime time dari ABC, CBS, dan NBC telah menurun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu saja diakibatkan karena banyaknya orang yang telah menggunakan TV kabel dan mereka lebih memilih untuk menonton tayangan-tayangan yang dihadirkan oleh TV kabel tersebut, bahkan sekarang banyak TV kabel yang mengkhususkan diri mereka hanya pada saluran-saluran TV kabel saja dan membuat stasiun televisi biasa kehilangan penontonnya.
Sekarang, jaringan televisi merupakan bagian dari konglomerasi media yang terintegrasi secara vertikal, yaitu menggabungkan beberapa perusahaan menjadi perusahaan besar untuk tujuan tertentu, hal ini bukan hanya pada televisi saja, tapi termasuk pada studio film dan aset media lainnya. Seperti yang terjadi pada lima perusahaan besar yang mengalami konglomerasi media, yaitu Time Warner, Viacom / CBS, Disney, NBC Universal / Comcast, dan Fox. Konglomerasi ini membuat banyak pemain lainnya kalah, seperti yang terjadi pada Big Three yang telah digantikan oleh kelima perusahaan tadi karena dulunya Big Three merupakan pemain yang dominan di industri pertelevisian. Televisi menyelesaikan transisi ke penyiaran digital pada tahun 2009. Televisi definisi tinggi (HDTV) menampilkan tayangan yang tajam dengan gambar yang lebih luas. Selain itu, juga ada televisi dengan definisi standar (SDTV), dimana gambarnya tidak sebagus HDTV dan terdapat pada sub-kanal digital. Pilihan digital baru yang muncul selain HDTV dan SDTV adalah, DVR, sistem video-on-demand, dan distribusi televisi melalui internet dan telepon seluler. Perkembangan teknologi terus mengembangkan industri pertelevisian ini menuju hal yang belum diprediksi sebelumnya.
Perusahaan yang dimiliki oleh Big Five tadi mendominasi produksi jaringan televisi kabel dan program, produksi dan distribusi pertama pemrograman, dan tayangan ulang pada jaringan program. Konglomerasi media membuat sejumlah produsen lainnya berkurang karena kuatnya konglomerasi media yang ada pada saat ini. Program komedi, drama, aksi-petualangan, film, berita, dan reality show adalah genre utama dalam jaringan prime time hari ini. Reality show secara bertahap menggantikan acara scripted karena lebih murah untuk membuatnya. Genre  ini menarik bagi orang-orang yang bekisar antara 18 sanpai 34 tahun dan mereka yang mendominasi pemirsa pada genre-genre tersebut. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi para pemilik stasiun karena kelompok umur inilah yang disukai oleh para pengiklan. Integrasi horizontal dan vertikal dalam industri televisi mengancam keragaman ide. Batas kepemilikan stasiun televisi dan kepemilikan media yang merupakan konglomerasi yang telah terjadi selama bertahun-tahun membuat banyak ide yang tidak tertuang karena adanya tujuan tertentu dari pemilik perusahaan. Perusahaan sekarang dapat juga mengelola lebih dari satu stasiun di pasar tunggal yang tentu saja membuat program-program yang hadir tidak beragam. Kebijakan konglomerasi ini mendorong minoritas dan kepemilikan perempuan dan pekerjaan di industri televisi, yang akhirnya mempertanyakan sebuah keadilan karena keadilan yang hadir dapat meningkatkan keragaman pada industri pertelevisian. Dominasi yang dimiliki oleh media besar menyatakan bahwa kebijakan ini dipertanyakan sebab membatasi banyak orang dalam berkespresi. Amandemen pertama menggagalkan upaya untuk menyensor konten kekerasan atau seksual, sehingga industri melakukan pengaturan terhadap diri sendiri karena ini menjadi satu-satunya pilihan terakhir. Pemikiran mengenai televisi merupakan gurun yang luas mungkin telah mulai hilang karena sekarang banyak orang mulai memanfaatkan teknolgi yang ada untuk membuat acara telvisi dan meng-uploadnya ke Youtube. Kembali pada masalah sensor, kemunculan sensor sebenarnya adalah untuk memastikan pasokan program anak-anak di televisi. Seperti yang tertuang diundang-undang bahwa lembaga penyiaran TV melayani kebutuhan pendidikan dan informasi kepada anak-anak. Akan tetapi, FCC menulis bahwa program The Flintstones merupakan program yang memungkinkan untuk dihitung sebagai program pendidikan. Setelah banyaknya perdebatan mengenai program pendidikan dan program yang dirancang khusus untuk anak-anak, standar kuantitatif yang di keluarkan adalah program anak yang harus hadir tiga jam per minggu. Namun, industri tidak begitu antusias dengan hal ini. Secara historis, kekerasan di televisi menjadi perhatian besar setelah seks. Para peneliti memperkirakan bahwa rata-rata anak melihat ribuan tindak kekerasan sebelum mencapai usia dewasa.


No comments:

Post a Comment