Monday, March 14, 2016

Rangkuman Buku Media Now Chapter 3 dan 4 (Majalah dan Koran)

Media cetak diawali dari Timur Tengah di 1.900-1.800 SM, dan terus dikembangkan oleh Fenisia, Yunani, dan Romawi. Cina menghasilkan buku dengan menulis dan menjadikannya seperti buku. Penemuan ini diteruskan ke Jepang dan Korea dan kemudian ke Arab. Buku adalah media yang terbatasa karena mereka harus ditulis tangan. Buku hanya dicetak dan tersedia untuk orang yang berpendidikan. Penemuan Gutenberg di 1455 menjadi terobosan teknologi yang akan membuat lebih banyak media cetak.
Majalah mulai berkembang di Inggris pada tahun 1700-an. Mereka membawa fiksi dan nonfiksi dalam berbagai tigkatan. Selama era Perang Sipil, majalah mulai memiliki dampak yang lebih luas pada kehidupan masyarakat. Beberapa majalah tumbuh untuk mendramatisir adegan perang, seperti Harper Weekly. Pada abad kedua puluh, majalah sudah lebih murah dari sebelumnya. Semua orang sudah bisa membaca dan memiliki lebih banyak waktu luang untuk membaca, baik di sektor pertanian ataupun ekonomi industri maju dan di minat yanng berbeda-beda. Keterbukaan dan kebebasan pers pada abad ini sudah membuat banyak topik untuk dibaca.
Setelah tahun 1920, majalah bersaing dengan radio dan televisi. Beberapa majalah tidak dapat beradaptasi dengan baik dan menghilang. Banyak iklan yang beralih ke televisi dan media cetak kehilangan pendapatan mereka. Perang Dunia II membantu mempopulerkan kembali media cetak. Pada mulanya, komputer digunakan untuk membantu typesetters. Pada 1970-an, komputer digantikan mesin typesetting dengan mentransfer teks langsung yang pada gilirannya dipindahkan ke pelat cetak logam. Pada 1980-an, komputer semakin canggih hingga scanner untuk mendigitalkan foto menjadi lebih murah. Evolusi ke era komputer telah berdampak pada industri penerbitan buku tradisional. Digitalisasi membuat buku cetak diubah menjadi e-book. Selain itu, hadirnya e-commerce memberikan dampak besar pada penerbitan. Dengan toko buku online seperti Amazon, kita dapat menjual dan membeli buku, buku akan dikirim tanpa kita perlu meninggalkan rumah.
Selain itu, data yang tidak terhingga di internet memberikan banyak peluang bagi penerbit kecil yang tidak bisa membuat toko sendiri. Media cetak menjadi lahan ekonomi bagi sebagian besaar, terutama perusahaan besar seperti google, yang mendapatkan keuntungan karena adanya e-commerce yang membuat iklan di google. Media cetak menghasilkan uang dari penjualan per copy-nya, langganan, dan iklan. Secara keseluruhan, sekitar 60 persen berasal dari iklan, 28 persen dari langganan, dan sisanya dari penjualan per copy-nya. Pendapatan ini bervariasi tergantung dari jenis media cetak itu. Banyak media cetak bergantung pada langganan dan iklan. Pada tahun 2008, langganan menyumbang 88 persen dari total sirkulasi media cetak dan penjualannya menyumbang 12 persen. Iklan merupakan sumber penting pendapatan bagi sebagian besar media cetak dan persaingannya sangat sengit, bahkan lebih penting dibandingkan jumlah langganan. Namun, media cetak tetap harus menjangkau banyak orang agar bisa mendapatkan iklan. Media cetak yang kini hadir secara konvesional ataupun internet terus bermunculan. Akan tetapi, banyak dari mereka yang telah mati. Meskipun banyak media online hadir, media cetak baru terus bermunculan juga. Topik yang paling populer adalah olahraga, otomotif, dan rumah.
Media cetak memiliki beberapa keunggulan, seperti pemberitaan ekonomi yang lebih baik dibanding media lain. Banyak jenis buku yang ada, seperti profesional, pendidikan, dan pelajaran. Banyak hal yang timbul sejak penemuan Guttenberg, buku kini menjadi lebih banyak dan terjangkau untuk semua kalangan. Pendidikan menjadi lebih tertata dan seluruh masyarakat bisa merasakannya.
Perkembangan media cetak membuat banyak orang yang kini bisa menikmatinya karena teknologi yang terus berkembang, seperti biaya kertas yang lebih murah. Banyak orang yang belajar membaca dan membuat pendidikan berkembang. Perang salib sempat membuat koran banyak memberitakan tentang korupsi dan skandal. Akhirnya, timbul penyebutan jurnalisme baru karena berita-berita yang ditawarkan menarik bagi orang, seperti kematian dan bencana, tapi sebelumnya ada penyebutan “jurnalisme yellow” karena berita yang ditawarkan terlalu berlebihan walaupun sampai sekarang kita masih menemuinya.
Percetakan koran terus meningkat terutama karena adanya dampak koran sebagai media massa yang membuat industri media cetak terus tumbuh. Koran dibuat dalam jumlah besar dan dipasarkan secara langsung di kota-kota dan akhirnya perkembangan teknologi membuat koran bisa dikirim melalu internet. Walaupun internet membuat semua orang mendapakan informasi secara cepat, banyak dampak negatif bagi koran ataupun media cetak itu sendiri. Media cetak memang dapat menjangkau pembaca melalui media online, tetapi hal tersebut membuat pembaca lebih memilih untuk mengakses media online ketimbang membaca koran atau media cetak lain. Hal tersebut membuat perusahaan koran dan media cetak lain harus mampu membuat pembaca mau berkunjung ke situs mereka agar nanti mereka akan mendapatkan pendapat dari traffic situs tersebut. Traffic tersebut nantinya akan berguna saat  mereka memasarkan situs mereka ke pengiklan karena koran menjual pembaca ke pengiklan. Jadi, semakin banyak yang membaca situs mereka, maka akan semakin banyak iklan yang mereka dapatkan dari pengiklan karena pengiklan ingin agar iklan mereka dilihat banyak orang. Banyak segmentasi yang ada di dalam media cetak, seperti kroan yang bersifat harian memberitakan berita nasional, gaya hidup, dan hiburan. Kemudian, ada pula yang menyajikan olahraga maupun fokus terhadap hiburan.

Orang yang membaca koran kini lebih sedikit dan lebih didominasi oleh orangtua atau orang dewasa, sebab anak muda kini lebih condong untuk melihat informasi di media online karena ada persepsi bahwa koran dibaca oleh orangtua. Namun, koran masih mempunyai tempatnya sendiri di sebagian orang karena berita yang mereka sajikan lebih mendalam dibanding berita online yang karena kecepatannya membuat berita tersebut hanya dipermukaan saja. Akibat dari industri media cetak yang dapat dikatakan kian menurun, membuat sebagian koran bekerjasama, seperti berbagi iklan. Namun, hal ini membuat kompetisi yang ada di koran itu menjadi kurang karena para kompetitor bergabung atau bekerjasama dan membuat mereka menjadi tidak begitu serius. Selain itu, kepemilikan di media massa yang bisa dikatakan merupakan sebuah konglomerasi media, menjadikan kepemilikan ini menjadi perhatian karena para pemiliknya merupakan pemain lama di media sebelumnya dan hal tersebut dapat membuat informasi yang hadir ke masyarakat menjadi tidak sesuai dan bahkan terkadang digunakan untuk kepentingan pemiliknya. Tentu saja, hal ini akan berdampak besar pada etika jurnalistik dan dapat mengubah tujuan dari media massa itu sendiri. 

No comments:

Post a Comment