Chapter 7
Hollywood menjadi pusat industri film
1915. Film Birth of a Nation yang disutradarai oleh D. W. Griffith pada 1915
menjadi film paling populer di AS selama 20 tahun. Namun, banyaknya kekerasan
dalam film-film perang, beberapa negara melarang munculnya film dan hal ini
merupakan awal terbentuknya sensor film. Pada 1920, industri ini mulai
mempunyai aturannya sendiri. Pada 1903 sampai 1927 merupakan masa kejayaan film
bisu. Film ini merupakan film pertama yang muncul pertama kali di dunia.film
yang bergenre klasik ini masih terus diikuti sampai sekarang genrenya. Film ini
bergantung pada visual dan berorientasi pada kemewahan. Di
California, beberapa studio telah mulai mengembangkan industri ini, mulai dari
aktor, penulis, sutradara, teknisi, dan peralatan untuk menunjang film mereka.
Mereka menemukan bahwa aktor atau aktris tertentu bisa menarik pemirsa dan
tidak peduli dengan isi film itu sendiri. Di film bisu sendiri visual yang kuat
membuat adanya kontroversi. Film tahun 1920-an membuat banyak penonton terkejut
karena temanya yang seksual, seperti film The Jazz Age (1929). Akan tetapi,
akhirnya industri ini mulai memberlakukan sensor dan melarang adanya adegan
kekerasan maupun kejahatan.
Industri ini mulai
mengupayakan adanya audio pada film. Awalnya, studio film enggan untuk
menggunakan teknologi audio pada film mereka karena hal tersebut masih baru dan
mahal. Akhirnya, Warner Brother mengembangkan teknologi ini dan menciptakan The
Jazz Singer pada 1927. Film ini menampilkan bagian dari rekaman musik dan bibir
penyanyinya sesuai dengan audio yang keluar. Namun, film ini mengandung rasisme
terhadap kulit hitam. Akhirnya, film bisu mengakhiri zaman keemasannya.
Kemampuan akting para artis mulai berkurang karena ekspresi dan gesture mereka
dapat diganti dengan dialog. Selain itu, studio menjadi lebih fokus dan harus
terampil terhadap efek suara dan musik. Beberapa aktor dan aktris yang tidak
memiliki kualitas vokal atau akting yang baik tidak dapat bertahan di industri
ini. Seperti film talkies yang sangat terkenal karena adanya tarian, nyanyian,
dan pembicaraan. Dalam beberapa tahun, hampir semua film mulai memiliki suara.
Zaman baru yang menampilkan film yang diproduksi musikal dengan adanya visual
yang mewah, tarian, dan nyanyian. Komedi berubah menjadi lebih verbal dengan
lelucon dan guruan. Pada 1930-an dan 1940-an film memberikan dampak besar pada
AS. Setiap minggunya, anak-anak akan pergi ke bioskop. Satu tiket bioskop bisa
dipakai untuk sepanjang hari dan menonton film sebanyak mungkin. Film Amerika
akhirnya dipertontonkan secara internasional karena banyak orang yang tertarik
dengan kehidupan disana, bahkan mendorong ekspor yang membuat studio bekerja
sama dengan MPAA di 1930-an untuk menguasai bisnis film internasional.
Industri ini akhirnya memberikan
keuntungan yang banyak dan menjadi bisnis yang sukses, tetapi turut mematikan
produsen-produsen kecil dan 5.000 bioskop. Pada 1930, muncul 5 studio besar,
yaitu Paramount, MGM, Warner Brothers, Fox, dan RKO. Studio ini memiliki proses
distribusi film mereka ke bioskop serta fasilitas produksi yang luas. Mereka
mengontrol produksi, distribusi, dan memastikan agar film mereka dimainkan
secara luas. Beberapa studio film kecil pada 1930-an dan 1940-an di Hollywood,
kini menjadi pemain utama di industri ini, yaitu Universal, Columbia, dan
United Artist. Mereka berjuang dengan banyak membuat film B karena mereka tidak
dapat menguasai jaringan distribusi dan pameran mereka sendiri. Setelah PD II
di 1946-1948, sistem studio naik, perang membuat ekonomi pada industri ini
mengalami kenaikan. 1946 adalah puncak dari paparan penonton dan kesuksesan
untuk film di AS. Sekitar 90 juta orang pergi ke bioskop setiap minggu dan pada
1947, industri film AS meraup $ 2,4 milliar. Setelah 1948, televisi memotong
penerimaan box office Hollywood. Industri film mengalami penurunan. Kemudian,
pemerintah memerintahkan agar studio film keluar dari salah satu aspek bisnis,
antara lain, produksi distribusi, atau pameran. Walaupun sempat ada tantangan
dari studio, akhirnya keempat studio besar mencoba untuk menyesuaikan diri
kembali setelah menjual sistem mereka. Meski studio film menderita pada 1950-an
sampai 1960-an, hanya RKO yang keluar dari bisnis film. Kemudian, film-film
mulai ditayangkan di televisi yang akhirnya dapat membantu industri film untuk
terus bertahan.
Akhir 1970-an dan awal 1980-an, industri
film mulai mendapat keuntungan besar dari TV kabel. HBO yang diluncurkan pada
1975, menayangkan banyak film-film eksklusif. Kemudian, jaringan lain yang
berkonsentrasi pada film lama layaknya pada stasiun TV biasa. Perkembangan ini
membantu industri film bangkit dari penurunan mereka pada 1950-an dan 1960-an.
VCR dan DVD menjadi alternatif untuk menonton film. Bisnis penyewaan video
dimulai dari toko-toko kecil. Penyewaan video memberikan kontribusi baik
terhadap segmentasi penonton. Beberapa tahun kemudian, industri ini mengalami
perkembangan yang pesat. Banyak efek khusus yang hadir falam industri ini,
seperti yang terjadi pada film Kingkong. Film ini memakai teknik proyeksi belakang
agar memberi kesan bahwa aktor di studio benar-benar melakukan aksi yang di
luar pikiran atau terlibat dalam hal yang berbahaya. Komputer mempunyai banyak
kontribusi dalam industri ini, seperti Star Wars yang menggunakan komputer
untuk membuat efek khusus. Kemudian, pada 1995, Pixa Animation yang
mengeluarkan film animasi, selanjutnya film Titanic, yaitu gelombang air yang
dihasilkan oleh komuter. Semua efek ini dibuat menggunakan greenscreen, yang
memungkinkan untuk memasukkan banyak adegan kedalamnya, seperti The Lord of the
Rings. Kemudian, industri ini terus berkembang dengan perubahan proyektor pada
bioskop. Ada hampir 7.500 layar digital di AS pada 2009 dan terus meningkat
sampai sekarang, bahkan munculnya IMAX membuat film 3D terus memenuhi industri
ini. Di internet, pengunduhan film telah menyaingi pengunduhan musik. Munculnya
BitTorrent, memungkinkan orang untuk mengunduh film secara illegal. Akan
tetapi, industri ini memunculkan pula layanan streaming video dan pengunduhan
berbayar, seperti Netflix.
Industri film sekarang dikuasai oleh
pemain lama, seperti Columbia, Fox, MGM, Paramount, Universal, dan Warner
Brothers serta Buena Vista (Disney) dan TriStar (Sony). Sebagian dari ini
merupakan bagian dari konglomerasi yang mendominasi produksi dan distribusi
film. Pada puncak
ketenaran Hollywood tahun 1946, studio besar, masing-masing memproduksi 40
sampai 50 film setiap tahun. Hari ini studio besar berinvestasi rata-rata
sekitar $ 66.000.000 per film, ditambah rata-rata sebesar $ 36 juta dalam iklan
per film, dan ditambah biaya overhead untuk mempertahankan studio tersebut. Lebih
dari 900 film yang diproduksi di Amerika Serikat pada 2009, tetapi hanya
sekitar 500 film benar-benar didistribusikan ke bioskop. Para pembuat film bisa
menampilkan film mereka pada banyak festival, salah satunya pada festival
sundance di Park City serta organisasi yang menjalankan festival film khusus,
yang khusus menyajikan film yang berfokus pada LGBT. Film sekarang cenderung
akan dirilis hampir bersamaan di Amerika Serikat dan luar negeri. Secara umum,
ada banyak pilihan distribusi film sekarang daripada di masa lalu. Pendapatan
dari distribusi teater film telah berkembang di akhir 1990-an.
Selama bertahun-tahun, salah satu kekuatan yang paling
kuat di industri hiburan adalah para pemain film besar (studio), karena menjadi
pemain penting dalam budaya dan poltik Amerika. Setelah perdebatan dari film
yang mengandung kekerasan pada 1960, MPAA (Motion Picture Association of
America) melembagakan sistem rating pada 1968 untuk membuat orang mengetahui
jenis film yang akan mereka tonton. Kategorinya adalah sebagai berikut.
1.
G, segala usia; tidak mengandung seks atau telanjang
dan kekerasannya minimal.
2.
PG, disarankan adanya bimbingan; beberapa bagian
mungkin tidak cocok untuk anak-anak, tidak mengandung kekerasan yang
berlebihan, ketelanjangan yang minim, dan sedikit senonoh.
3.
PG 13, bimbingan orangtua; orangtua diharapkan memberi
bimbingan kepada anak-anak di bawah 13 tahun karena materinya mungkin tidak
untuk anak-anak
4.
R, Dibatasi; mereka yang di bawah 17 harus disertai
oleh orang tua atau wali; mungkin berisi kekerasan yang sangat kasar, ketelanjangan,
atau bercinta
5.
NC 17, tidak boleh untuk orang yang bawah 17 tahun;
umumnya dipakai untuk film yang terbuka (porno), meskipun beberapa film biasa menerima
rating ini
Banyak orang memperdebatkan kelayakan dan utilitas
dari penilaian tersebut. Beberapa berpendapat bahwa bentuk sensor industri ini
melanggar kebebasan berbicara bagi para pembuat film. Yang lainnya berpendapat
bahwa, hal ini hanya merangsang minat pemirsa muda untuk menonton. Banyak pengamataman
yang memperlihatkan bahwa penilaian R dan NC 17 tidak digunakan oleh bioskop
karena manajer menyadari bahwa sebagian besar penontonnya adalah remaja.
Menegakkan sebuah aturan adalah hal yang sulit karena banyak orang di bawah 17
tahun yang sering membeli tiket untuk film PG, tapi kemudian mereka membeli
film R. Ada juga kategori film PG 13, tapi di dalamnya banyak mengandung film
R. Peringkat ini memungkinkan pembuat film untuk terus memproduksi film dengan
konten seksual dan kekerasan, karena mereka bisa membantah bahwa penonton
disiagakan untuk menghindari materi tersebut. Meskipun, banyak orangtua telah
menyampaikan apresiasi atas penilaian yang memberi mereka sesuatu untuk membimbing
anak-anak, mereka mengatakan itu tidak bisa diandalkan karena penilaian tidak
konsisten dari film ke film.
Hak kekayaan
intelektual telah menjadi hal serius di industri ini. Banyak kerugian yang
dialami dari adanya pembajakan film, baik di AS dan luar negeri. Kemajuan
teknologi memungkinkan semua orang untuk dengan mudahnya menyalin film di
internet. Kemunculan VCR yang populer membuat ketakutan bahwa akan adanya
banyak pembajakan dan membuat orang tidak menonton film lagi di bioskop. MPAA
awalnya mencoba untuk menekan difusi teknologi rekaman video, takut pembajakan besar-besaran.
Ketika upaya gagal, MPAA menuntut penegakan hukum terhadap menyalin video yang
illegal, baik di Amerika Serikat dan luar negeri. Industri film berharap agar
pencegahan terus dilakukan di tingakt konsumen. Konsumen dapat membuat salinan
dari film yang sedang disiarkan untuk diri sendiri dan tidak menual atau
menyewakan ke orang lain. Namun, banyak pula yang membuatnya menjadi bisnis. Seorang
konsumen mungkin tidak menyalin film dari satu komputer, VCR, atau DVD lain.
Dalam kebanyakan kasus, salinan digital dan DVD film memiliki pengamanan
teknologi terhadap penyalinan. Masalah besar dalam pembajakan adalah penyalinan
ilegal oleh orang-orang yang berniat untuk menjual atau menyewakan salinan
ilegal. Dengan demikian industri film, melalui MPAA, telah mendorong penegakan
hukum pejabat, baik di Amerika Serikat dan luar negeri untuk menegakkan hukum
hak cipta. MPAA telah sukses luar biasa dalam mendapatkan perhatian pemerintah
untuk menindak pembajakan film di luar negeri. Pemerintah AS telah membantu
memberikan tekanan pada pemerintah lainnya untuk menegakkan perjanjian hak
cipta internasional yang ada.
Chapter 8
Ada tiga industri atau stasiun TV yang menjadi pemain
utama dalam industri pertelevisian, yaitu NBC, CBS, dan ABC.
Mereka menampilkan program yang nantinya akan menarik bagi pengiklan karena
adanya rating atau penonton yang banyak. Tentu saja, hal tersebut membat mereka
lebih menang dibandingkan radio yang hanya bergantung pada audio saja. Selama
pembekuan FCC, sebagian besar kota hanya memiliki satu atau dua stasiun, dan
NBC dan CBS adalah pilihan afiliasi atas. Program yang menjadi andalan bagi jaringan
televisi salah satunya adalah variety show karena masyarakat banyak melihat
kualitas dari tayangan tersebut, walaupun sekarang hal tersebut jarang kita
temui. Drama yang hadir di televisi digarap dengan serius dengan adanya aktor
terkenal dan penulis yang baik yang biasanya berdomisili di New York. Banyak
hal terjadi di industri ini, seperti adanya pergeseran pada penonton, kemudian
munculnya komersialisme, dan nilai produksi yang menjadi sangat penting di
Hollywood.
Ketua FCC, Newton Minow, menyebutkan
bahwa televisi adalaha gurun yang luas karena banyaknya pemrograman hambar atau
kurang berkualitas pada tahun 1961. Perusahan untuk penyiaran publik dan
layanan penyiaran publik, akhirnya didirikan untuk memberikan banyak alternatif
pada pemograman yang ada di televisi. peraturan FinSyn yang muncul dan
langkah-langkah pengaturan lainnya membatasi jumlah program televisi. Stasiun
UHF independen mulai makmur setelah UHF tuner yang diperlukan di set televisi
baru dan FCC membuka kota-kota besar untuk televisi kabel, yang membuka jalan mereka
untuk layanan berbayar seperti HBO dan turut pula didukung oleh iklan, seperti
WTBS. Pada tahun 1987, Rupert Murdoch memulai jaringan televisi Fox. TV kabel
membantu Fox karena adanya penggabungan stasiun Fox dengan stasiun UHF
independen, jadi, TV kabel yang ada di kebanyakan rumah memperlihatkan sebuah
kualitas gambar yang sangat baik dan tidak seperti kualitas yang orang dapatkan
saat hanya menggunakan antena biasa. Jaringan televisi kabel seperti Fox
menarik banyak pengiklan karena tayangan mereka yang menarik untuk para
penonton muda. Proporsi pemirsa yang menyetel siaran prime time dari ABC, CBS,
dan NBC telah menurun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini
tentu saja diakibatkan karena banyaknya orang yang telah menggunakan TV kabel
dan mereka lebih memilih untuk menonton tayangan-tayangan yang dihadirkan oleh
TV kabel tersebut, bahkan sekarang banyak TV kabel yang mengkhususkan diri
mereka hanya pada saluran-saluran TV kabel saja dan membuat stasiun televisi
biasa kehilangan penontonnya.
Sekarang, jaringan televisi merupakan bagian
dari konglomerasi media yang terintegrasi secara vertikal, yaitu menggabungkan
beberapa perusahaan menjadi perusahaan besar untuk tujuan tertentu, hal ini
bukan hanya pada televisi saja, tapi termasuk pada studio film dan aset media
lainnya. Seperti yang terjadi pada lima perusahaan besar yang mengalami
konglomerasi media, yaitu Time Warner, Viacom / CBS, Disney, NBC Universal /
Comcast, dan Fox. Konglomerasi ini membuat banyak pemain lainnya kalah, seperti
yang terjadi pada Big Three yang telah digantikan oleh kelima perusahaan tadi
karena dulunya Big Three merupakan pemain yang dominan di industri
pertelevisian. Televisi menyelesaikan transisi ke penyiaran digital pada tahun
2009. Televisi definisi tinggi (HDTV) menampilkan tayangan yang tajam dengan gambar
yang lebih luas. Selain itu, juga ada televisi dengan definisi standar (SDTV),
dimana gambarnya tidak sebagus HDTV dan terdapat pada sub-kanal digital.
Pilihan digital baru yang muncul selain HDTV dan SDTV adalah, DVR, sistem
video-on-demand, dan distribusi televisi melalui internet dan telepon seluler.
Perkembangan teknologi terus mengembangkan industri pertelevisian ini menuju
hal yang belum diprediksi sebelumnya.
Perusahaan yang dimiliki oleh Big Five tadi
mendominasi produksi jaringan televisi kabel dan program, produksi dan
distribusi pertama pemrograman, dan tayangan ulang pada jaringan program. Konglomerasi
media membuat sejumlah produsen lainnya berkurang karena kuatnya konglomerasi
media yang ada pada saat ini. Program komedi, drama, aksi-petualangan, film,
berita, dan reality show adalah genre utama dalam jaringan prime time hari ini.
Reality show secara bertahap menggantikan acara scripted karena lebih murah
untuk membuatnya. Genre ini menarik bagi
orang-orang yang bekisar antara 18 sanpai 34 tahun dan mereka yang mendominasi
pemirsa pada genre-genre tersebut. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi
para pemilik stasiun karena kelompok umur inilah yang disukai oleh para
pengiklan. Integrasi horizontal dan vertikal dalam industri televisi mengancam
keragaman ide. Batas kepemilikan stasiun televisi dan kepemilikan media yang
merupakan konglomerasi yang telah terjadi selama bertahun-tahun membuat banyak
ide yang tidak tertuang karena adanya tujuan tertentu dari pemilik perusahaan.
Perusahaan sekarang dapat juga mengelola lebih dari satu stasiun di pasar
tunggal yang tentu saja membuat program-program yang hadir tidak beragam.
Kebijakan konglomerasi ini mendorong minoritas dan kepemilikan perempuan dan
pekerjaan di industri televisi, yang akhirnya mempertanyakan sebuah keadilan
karena keadilan yang hadir dapat meningkatkan keragaman pada industri
pertelevisian. Dominasi yang dimiliki oleh media besar menyatakan bahwa
kebijakan ini dipertanyakan sebab membatasi banyak orang dalam berkespresi.
Amandemen pertama menggagalkan upaya untuk menyensor konten kekerasan atau
seksual, sehingga industri melakukan pengaturan terhadap diri sendiri karena
ini menjadi satu-satunya pilihan terakhir. Pemikiran mengenai televisi
merupakan gurun yang luas mungkin telah mulai hilang karena sekarang banyak
orang mulai memanfaatkan teknolgi yang ada untuk membuat acara telvisi dan
meng-uploadnya ke Youtube. Kembali pada masalah sensor, kemunculan sensor
sebenarnya adalah untuk memastikan pasokan program anak-anak di televisi.
Seperti yang tertuang diundang-undang bahwa lembaga penyiaran TV melayani
kebutuhan pendidikan dan informasi kepada anak-anak. Akan tetapi, FCC menulis
bahwa program The Flintstones merupakan program yang memungkinkan untuk
dihitung sebagai program pendidikan. Setelah banyaknya perdebatan mengenai
program pendidikan dan program yang dirancang khusus untuk anak-anak, standar
kuantitatif yang di keluarkan adalah program anak yang harus hadir tiga jam per
minggu. Namun, industri tidak begitu antusias dengan hal ini. Secara historis,
kekerasan di televisi menjadi perhatian besar setelah seks. Para peneliti memperkirakan bahwa rata-rata anak melihat ribuan tindak
kekerasan sebelum mencapai usia dewasa.