Monday, March 14, 2016

Review Film Spotlight



        Film spotlight ini merupakan film yang diadaptasi dari kisah nyata. Menceritakan tim jurnalis dari The Boston Globe yang diberi tugas oleh editor baru mereka, Marty Baron, untuk menginvestigasi sebuah kasus pelecehan yang dilakukan oleh seorang pendeta, John Geoghan. Tim ini dibentuk untuk fokus pada investigasi kasus besar dan terdiri dari 4 orang. Tim ini semuanya berasal dari Boston dan dibesarkan dari keluarga katholik, berbeda dengan editor baru mereka yang berasal dari Miami dan bukan dari keluarga khatolik. Banyak konflik dan pertentangan yang terjadi di film ini, seperti fakta bahwa Uskup Besar Boston mengetahui kasus tersebut, tetapi tidak menggubrisnya. Awalnya, tim ini mewawancarai beberapa narasumber untuk mendapatkan data yang mereka perlukan. Akan tetapi, lama-kelamaan kasus ini menjadi semakin rumit karena ternyata jumlah pendeta yang diduga melakukan pelecehan seksual sebanyak 90 pendeta.
Dari peristiwa ini bisa digambarkan bahwa seorang jurnalis harus bisa mencari data seakurat dan sedetail mungkin tanpa celah sedikit pun. Seorang jurnalis harus mampu mencari narasumber yang dapat dipercaya dan faktor pendukung lainnya, sebab pernyataan narasumber tidaklah sepenuhnya benar, tidak seperti media sekarang yang kurang kritis terhadap peristiwa yang terjadi. Kesulitan yang dihadapi salah satunya adalah saat Sacha menemui salah satu pendeta yang masuk ke dalam daftar tersangka. Saat Sacha menemui pendeta tersebut di rumahnya, pendeta tersebut malah mengakui perbuatannya, tetapi hal tersebut dikarenakan dirinya juga korban. Namun, Sacha tidak bisa bertanya lebih dalam lagi karena dirinya diusir oleh wanita yang tinggal di rumah tersebut. Hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa tidak mudah dalam menggali sebuah fakta. Film ini menggambarkan bahwa sosok jurnalis adalah sosok yang berani menyuarakan kebenaran dan menolak segala bentuk hal yang dapat merusak reputasi mereka sebagai jurnalis. Jadi, kerja seorang jurnalis sangat berpengaruh penting terhadap keakuratan sebuah berita.
Dalam dunia jurnalisme sekarang, kita dapat melihat bahwa dalam membeberkan fakta tidaklah mudah karena adanya para petinggi-petinggi yang menghambat jalannya berita tersebut, begitu pula yang diperlihatkan oleh film Spotlight, apalagi kasus ini merupakan hal yang sensitif karena berkaitan dengan agama. Namun, kegigihan mereka sangatlah baik karena terus menyelidiki kasus tersebut sampai tuntas, sebab pada zaman sekarang banyak kasus yang hilang begitu saja, seperti kasus korupsi Bank Century di Indonesia. Kelalaian pun tidak luput dari mereka karena ternyata kasus ini sempat dibahas sebelumnya, tetapi mereka tidak menggubrisnya. Saat berita tersebut sudah selesai, banyak pertentangan yang terjadi, ada yang ini agar berita tersebut langsung dicetak dan ada pula yang ingin terus mencari data pendukung lainnya agar berita tersebut nantinya tidak hilang begitu saja dan dapat menjadi pelajaran bagi banyak orang. Berita ini menjadi headline di The Boston Globe, bahkan menjadi berita yang terus diperbincangkan setelah peristiwa 11 September.



Film ini mengajarkan kepada para calon jurnalis dan jurnalis untuk bijaksana, bersabar, tidak gegabah, menahan keegoisan, dan mempunyai kerendahan hati dalam menyelesaikan sebuah kasus. Seorang jurnalis tidak boleh puas begitu saja karena seperti yang tercermin dalam film ini bahwa seorang jurnalis harus terus menggali cerita atau peristiwa yang sedang mereka angkat dan mencoba melihatnya dari segala sisi. Seorang calon jurnalis dapat melihat kerja nyata dari seorang jurnalis dari film ini. Salah satunya adalah kekompakkan tim karena tim yang kompak akan membuahkan hasil yang maksimal, seperti yang diraih oleh tim jurnalis tersebut, mereka akhirnya bisa menghasilkan sebuah berita yang sempurna dan memenangkan penghargaan pulitzer.

Rangkuman Buku Media Now Chapter 9 (Internet)

Awalnya internet dikembangkan untuk keperluan militer dan bernama ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network). Komputer pertama dikembangkan oleh Xerox pada 1970-an. Selanjutnya, koneksi jaringan lokal disebut Ethernet dan diciptakan oleh Bob Metcalfe. Altair adalah kompter pribadi pertama yang muncul, selanjutnya muncul Microsoft Corporation oleh William Gates. Kemudian, Steve Jobs membangun Apple pada 1977. Pada 1984, Apple Machintosh memiliki resolusi yang tinggi, softwarenya pun mempopulerkan konsep hypertext. Pendiri AOL Steve Case, membuat layanan online agar mudah digunakan. Banyak hal yang bisa dilakukan di internet, seperti download, upload, dan mengirim email. Kemunculan internet yang membuatnya menonkol adalah pada 1972 karena pada saat itu, email pertama kali diperkenalkan dan adanya perkembangan TCP/IP. Akhirnya, setelah untuk militer, internet dikembangkan untuk pendidikan. Sistem email untuk profesor universitas (Bitnet) dan kelompok diskusi (USENET)juga dihadirkan. Selanjutnya, jaringan ini digabungkan dan membentuk NSFNET pada 1986.
Internet akhirnya dikembangkan kembali pada 1991 agar masyarakat dapat menggunakannya dan terbuka untuk umum. Selanjutnya muncullah HTML dan Web Browser yang dapat memecahkan masalah pengiriman file ke komputer, dan ini dasar ditemukannya World Wide Web (WWW). Pada 1995, Netscape telah memiliki 50 juta pengguna dan kegiatannya diserahkan kepada penyedia komersial. Sistem dotcom juga mendorong fenomena budaya dan ekonomi. Amazon.com, dari Jeff Bezos, awalnya diperuntukkan sebagai toko buku online yang sekarang telah menjadi toko online besar, yang kemudian dilanjutkan munculnya eBay. Kemudian, Jerry Yang dan David Filo, mahasiswa Stanford, yang memperkenalkan Yahoo! sebagai mesin pencarian sebelum akhirnya digantikan Google (karya Sergey Brin dan Larry Page, mahasiswa Stanford). Kemunculan Internet Explorer menggantikan Netscape karena kekuatan dari Microsoft Corporation. Pada 2000, internet memberi dampak pada ekonomi yang melemah karena terkenalnya sistem dotcom karena orang jadi lebih suka memasang iklan di internet. Sisi positif dari internet adalah kita mendapat teman baru, terhubung dengan teman lama, bisa berhubungan dengan keluarga, dan lain-lain. Akan tetapi, internet juga dikatakan menjadi tempat untuk penindasan,, kemiskinan, dan isolasi. Akhirnya, pemerintah mulai berpikir untuk dapat mengontrol media internasional. Selanjutnya, pembatasan konten yang dilakukan bersebrangan dengan kultur bangsa. Dari UU telekomunikasi 1996, ditulis, melarang material yang tidak senonoh, seperti wanita telanjang. `banyak terjadi cyberbullying, kecanduan game, dan pencurian indentitas untuk informasi pribadi.
Orang tua akhirnya mengganggap bahwa internet lebih berbahaya dari televisi untuk anak mereka. Banyak peraturan yang dikeluarkan oleh berbagai negara karena internet. Untuk mengawasi internet, akhirnya dibentuk ICANN oleh Amerika. PBB juga mendirikan forum internet untuk mengontrol keamanan, pendidikan, dan lain-lain. Web akhirnya bersaing dengan media mainstream lainnya dan dapat menggantikan beberapa dari mereka. Hampir ¾ orang Amerika menggunakan internet. Banyak hal positif dan negatif yang terjadi di internet, seperti Google, Facebook, dan Twitter, mereka bisa menjadi alternatif untuk memberitahu berita dan hiburan bagi masyarakat. Media sosial juga berdampak pada gerakan politik di dunia. Selain itu, banyak kejahatan yang terjadi, seperti penyerangan hacker pada google dan perusahaan internet lainnya pada 2009. Banyak revolusi yang terjadi akibat internet, seperti munculnya iPod, TV dengan berbagai macam layar, laptop, dan perkembangan yang belum diprediksi sebelumnya. Dulu, kecepatan tertinggi paa modem komputer adalah 56.000 bit per detik. Akan tetapi, akhirnya muncullah 3G dan 4G yang memungkinkan kita untuk dapat berselancar di internet dengan cepat, tidak lupa, adanya WiFi yang kita dapat memakai internet tanpa kabel.
Masa depan internet akhirnya dibentuk tidak hanya dari perubahan teknologi jaringan yang membuat kecepatan semakin tinggi, tetapi juga oleh software yang menjalankan internet tersebut. Google, microsoft, dan perusahaan internet lainnya akhirnya memperluas bisnis software mereka. Email berbasis internet mereka yang hadir secara gratis merupakan awal dari revolusi kita membeli dan menggunakan sebuah software komputer, seperti Google Docs dan Spreadsheets, memungkinkan kita menyimpan dokumen kita di internet dan kita tidak memerlukan lagi hard drive. Selanjutnya, ada plugin, yang menjadi kerjasama dengan perusahaan software untuk memutar audio atau video (misalnya widows media player dan quicktime), mengaktifkan animasi (flash), atau dokumen (acrobat). Program tersebut harus didownload dan diinstall terlebih dahulu. Namun, beberapa teknologi di web tidak begitu bagus karena menyangkut privasi kita. Misalnya, terdapat cookie, yang mengganggu privasi dan dapat melacak pengguna. Selain itu, privasi kita tidak terjamin karena email kita juga bisa disadap tanpa sepengetahuan kita. Ancaman privasi lainnya adalah spyware, program yang didownload ke komputer ketika menginstall aplikasi dari internet, seperti musik. Spyware tidak hanya memonitor perilaku surfing kita, tetapi juga mengarahkan kita pada iklan, dan ada pula hacker yang dapat mencuri data pribadi kita. Walaupun kita harus membeli sebuah software dari internet, banyak pula freeware dan shareware yang juga tidak kalah bagusnya dengan software yang berbayar, seperti linux. Pengguna dapat membayar secara sukarela. Adapula software gratis yang didalamnya nanti akan ada pilhan untuk membayar agar fitur aplikasi tersebut dapat lebih bagus. Linux juga dapat membuka program microsoft, jadi, freeware dan shareware menawarkan aplikasi versi gratis.
Perusahaan ISP mengghubungkan pengguna ke internet dan memberi akun email. Beberapa ISP seperti AON dan MSN membuat konten asli dan menggabungkan peran ISP mereka dengan penyedia konten. ISP biasanya menyewa koneksi kecepatan tinggi ke internet dan saat ini ada 400 ISP di Amerika Serikat. Konten World Wide Web dapat dicirikan menurut berbagai domain yang ditambahkan ke uniform resource locator (URL). URL menunjukkan alamat jaringan konten yang disimpan di server Web. Domain, seperti .edu untuk pendidikan, setiap negara juga memiliki domain,misalnya, .us untuk Amerika Serikat. Kemudian, banyak bermunculan file sharing di internet, seperti BitTorrent dan Napster. Akan tetapi, hal seperti ini sebenarnya ilegal, karena adanya pembajakan hak cipta. Namun, banyak perusahaan berinovasi, seperti apple yang mengeluarkan iTunes untuk mendownload lagu tapi berbayar. Selain itu, di televisi, seperti ABC, memungkinkan penonton untuk melakukan streaming secara bebas berkali-kali, dengan iklan yang ada di beberapa episode. Muncul pula radio streaming dan menonton video seperti di Youtube, yang sangat digemari oleh masyarakat, ketimbang acara televisi. Muncul pula game online, memungkinkan orang untuk bermain bersama orang-orang di luar sana dan mempunyai teman baru, walaupun terkadang hal ini bisa menyebabkan kecanduan.

Meskipun orang di seluruh dunia menggunakan internet, mereka tidak menggunakannya dalam waktu lama, hanya sekitar 10 jam per minggu. Email adalah hal yang paling banyak memakan waktu. Banyak strategi digunakan untuk dapat membuat banyak pengguna internet terhubung dengan berbagai macam hal di internet. Sebelumnya dikembangkan pada PD II untuk komputer elektronik agar mendukung penelitian senjata nuklir, sampai pada akhirnya ARPANET muncul. Bisnis konvensial biasa terancam punah oleh internet, sebab popularitas internet lebih tinggi dibandingkan koran dan televisi. Google telah menjadi raksasa internet melalui mesin pencarian dan bisnis penayangan iklan. Perusahaan hardware komputer seperti Dell dan Apple membuat komputer. Perusahaan perangkat lunak seperti Microsoft memproduksi aplikasi komputer umum. penyedia konten adalah perusahaan yang membuat informasi untuk Web dan aplikasi multimedia, sedangkan penyedia layanan Internet membuat koneksi fisik ke Internet. Jadi, mereka semua saling bekerjasama untuk mengembangkan internet itu sendiri.

Rangkuman Buku Media Now Chapter 7 dan Chapter 8 (Film and Television)

Chapter 7
Hollywood menjadi pusat industri film 1915. Film Birth of a Nation yang disutradarai oleh D. W. Griffith pada 1915 menjadi film paling populer di AS selama 20 tahun. Namun, banyaknya kekerasan dalam film-film perang, beberapa negara melarang munculnya film dan hal ini merupakan awal terbentuknya sensor film. Pada 1920, industri ini mulai mempunyai aturannya sendiri. Pada 1903 sampai 1927 merupakan masa kejayaan film bisu. Film ini merupakan film pertama yang muncul pertama kali di dunia.film yang bergenre klasik ini masih terus diikuti sampai sekarang genrenya. Film ini bergantung pada visual dan berorientasi pada kemewahan. Di California, beberapa studio telah mulai mengembangkan industri ini, mulai dari aktor, penulis, sutradara, teknisi, dan peralatan untuk menunjang film mereka. Mereka menemukan bahwa aktor atau aktris tertentu bisa menarik pemirsa dan tidak peduli dengan isi film itu sendiri. Di film bisu sendiri visual yang kuat membuat adanya kontroversi. Film tahun 1920-an membuat banyak penonton terkejut karena temanya yang seksual, seperti film The Jazz Age (1929). Akan tetapi, akhirnya industri ini mulai memberlakukan sensor dan melarang adanya adegan kekerasan maupun kejahatan.
Industri ini mulai mengupayakan adanya audio pada film. Awalnya, studio film enggan untuk menggunakan teknologi audio pada film mereka karena hal tersebut masih baru dan mahal. Akhirnya, Warner Brother mengembangkan teknologi ini dan menciptakan The Jazz Singer pada 1927. Film ini menampilkan bagian dari rekaman musik dan bibir penyanyinya sesuai dengan audio yang keluar. Namun, film ini mengandung rasisme terhadap kulit hitam. Akhirnya, film bisu mengakhiri zaman keemasannya. Kemampuan akting para artis mulai berkurang karena ekspresi dan gesture mereka dapat diganti dengan dialog. Selain itu, studio menjadi lebih fokus dan harus terampil terhadap efek suara dan musik. Beberapa aktor dan aktris yang tidak memiliki kualitas vokal atau akting yang baik tidak dapat bertahan di industri ini. Seperti film talkies yang sangat terkenal karena adanya tarian, nyanyian, dan pembicaraan. Dalam beberapa tahun, hampir semua film mulai memiliki suara. Zaman baru yang menampilkan film yang diproduksi musikal dengan adanya visual yang mewah, tarian, dan nyanyian. Komedi berubah menjadi lebih verbal dengan lelucon dan guruan. Pada 1930-an dan 1940-an film memberikan dampak besar pada AS. Setiap minggunya, anak-anak akan pergi ke bioskop. Satu tiket bioskop bisa dipakai untuk sepanjang hari dan menonton film sebanyak mungkin. Film Amerika akhirnya dipertontonkan secara internasional karena banyak orang yang tertarik dengan kehidupan disana, bahkan mendorong ekspor yang membuat studio bekerja sama dengan MPAA di 1930-an untuk menguasai bisnis film internasional.
Industri ini akhirnya memberikan keuntungan yang banyak dan menjadi bisnis yang sukses, tetapi turut mematikan produsen-produsen kecil dan 5.000 bioskop. Pada 1930, muncul 5 studio besar, yaitu Paramount, MGM, Warner Brothers, Fox, dan RKO. Studio ini memiliki proses distribusi film mereka ke bioskop serta fasilitas produksi yang luas. Mereka mengontrol produksi, distribusi, dan memastikan agar film mereka dimainkan secara luas. Beberapa studio film kecil pada 1930-an dan 1940-an di Hollywood, kini menjadi pemain utama di industri ini, yaitu Universal, Columbia, dan United Artist. Mereka berjuang dengan banyak membuat film B karena mereka tidak dapat menguasai jaringan distribusi dan pameran mereka sendiri. Setelah PD II di 1946-1948, sistem studio naik, perang membuat ekonomi pada industri ini mengalami kenaikan. 1946 adalah puncak dari paparan penonton dan kesuksesan untuk film di AS. Sekitar 90 juta orang pergi ke bioskop setiap minggu dan pada 1947, industri film AS meraup $ 2,4 milliar. Setelah 1948, televisi memotong penerimaan box office Hollywood. Industri film mengalami penurunan. Kemudian, pemerintah memerintahkan agar studio film keluar dari salah satu aspek bisnis, antara lain, produksi distribusi, atau pameran. Walaupun sempat ada tantangan dari studio, akhirnya keempat studio besar mencoba untuk menyesuaikan diri kembali setelah menjual sistem mereka. Meski studio film menderita pada 1950-an sampai 1960-an, hanya RKO yang keluar dari bisnis film. Kemudian, film-film mulai ditayangkan di televisi yang akhirnya dapat membantu industri film untuk terus bertahan.
Akhir 1970-an dan awal 1980-an, industri film mulai mendapat keuntungan besar dari TV kabel. HBO yang diluncurkan pada 1975, menayangkan banyak film-film eksklusif. Kemudian, jaringan lain yang berkonsentrasi pada film lama layaknya pada stasiun TV biasa. Perkembangan ini membantu industri film bangkit dari penurunan mereka pada 1950-an dan 1960-an. VCR dan DVD menjadi alternatif untuk menonton film. Bisnis penyewaan video dimulai dari toko-toko kecil. Penyewaan video memberikan kontribusi baik terhadap segmentasi penonton. Beberapa tahun kemudian, industri ini mengalami perkembangan yang pesat. Banyak efek khusus yang hadir falam industri ini, seperti yang terjadi pada film Kingkong. Film ini memakai teknik proyeksi belakang agar memberi kesan bahwa aktor di studio benar-benar melakukan aksi yang di luar pikiran atau terlibat dalam hal yang berbahaya. Komputer mempunyai banyak kontribusi dalam industri ini, seperti Star Wars yang menggunakan komputer untuk membuat efek khusus. Kemudian, pada 1995, Pixa Animation yang mengeluarkan film animasi, selanjutnya film Titanic, yaitu gelombang air yang dihasilkan oleh komuter. Semua efek ini dibuat menggunakan greenscreen, yang memungkinkan untuk memasukkan banyak adegan kedalamnya, seperti The Lord of the Rings. Kemudian, industri ini terus berkembang dengan perubahan proyektor pada bioskop. Ada hampir 7.500 layar digital di AS pada 2009 dan terus meningkat sampai sekarang, bahkan munculnya IMAX membuat film 3D terus memenuhi industri ini. Di internet, pengunduhan film telah menyaingi pengunduhan musik. Munculnya BitTorrent, memungkinkan orang untuk mengunduh film secara illegal. Akan tetapi, industri ini memunculkan pula layanan streaming video dan pengunduhan berbayar, seperti Netflix.
Industri film sekarang dikuasai oleh pemain lama, seperti Columbia, Fox, MGM, Paramount, Universal, dan Warner Brothers serta Buena Vista (Disney) dan TriStar (Sony). Sebagian dari ini merupakan bagian dari konglomerasi yang mendominasi produksi dan distribusi film. Pada puncak ketenaran Hollywood tahun 1946, studio besar, masing-masing memproduksi 40 sampai 50 film setiap tahun. Hari ini studio besar berinvestasi rata-rata sekitar $ 66.000.000 per film, ditambah rata-rata sebesar $ 36 juta dalam iklan per film, dan ditambah biaya overhead untuk mempertahankan studio tersebut. Lebih dari 900 film yang diproduksi di Amerika Serikat pada 2009, tetapi hanya sekitar 500 film benar-benar didistribusikan ke bioskop. Para pembuat film bisa menampilkan film mereka pada banyak festival, salah satunya pada festival sundance di Park City serta organisasi yang menjalankan festival film khusus, yang khusus menyajikan film yang berfokus pada LGBT. Film sekarang cenderung akan dirilis hampir bersamaan di Amerika Serikat dan luar negeri. Secara umum, ada banyak pilihan distribusi film sekarang daripada di masa lalu. Pendapatan dari distribusi teater film telah berkembang di akhir 1990-an.
Selama bertahun-tahun, salah satu kekuatan yang paling kuat di industri hiburan adalah para pemain film besar (studio), karena menjadi pemain penting dalam budaya dan poltik Amerika. Setelah perdebatan dari film yang mengandung kekerasan pada 1960, MPAA (Motion Picture Association of America) melembagakan sistem rating pada 1968 untuk membuat orang mengetahui jenis film yang akan mereka tonton. Kategorinya adalah sebagai berikut.
1.      G, segala usia; tidak mengandung seks atau telanjang dan kekerasannya minimal.
2.      PG, disarankan adanya bimbingan; beberapa bagian mungkin tidak cocok untuk anak-anak, tidak mengandung kekerasan yang berlebihan, ketelanjangan yang minim, dan sedikit senonoh.
3.      PG 13, bimbingan orangtua; orangtua diharapkan memberi bimbingan kepada anak-anak di bawah 13 tahun karena materinya mungkin tidak untuk anak-anak
4.      R, Dibatasi; mereka yang di bawah 17 harus disertai oleh orang tua atau wali; mungkin berisi kekerasan yang sangat kasar, ketelanjangan, atau bercinta
5.      NC 17, tidak boleh untuk orang yang bawah 17 tahun; umumnya dipakai untuk film yang terbuka (porno), meskipun beberapa film biasa menerima rating ini
Banyak orang memperdebatkan kelayakan dan utilitas dari penilaian tersebut. Beberapa berpendapat bahwa bentuk sensor industri ini melanggar kebebasan berbicara bagi para pembuat film. Yang lainnya berpendapat bahwa, hal ini hanya merangsang minat pemirsa muda untuk menonton. Banyak pengamataman yang memperlihatkan bahwa penilaian R dan NC 17 tidak digunakan oleh bioskop karena manajer menyadari bahwa sebagian besar penontonnya adalah remaja. Menegakkan sebuah aturan adalah hal yang sulit karena banyak orang di bawah 17 tahun yang sering membeli tiket untuk film PG, tapi kemudian mereka membeli film R. Ada juga kategori film PG 13, tapi di dalamnya banyak mengandung film R. Peringkat ini memungkinkan pembuat film untuk terus memproduksi film dengan konten seksual dan kekerasan, karena mereka bisa membantah bahwa penonton disiagakan untuk menghindari materi tersebut. Meskipun, banyak orangtua telah menyampaikan apresiasi atas penilaian yang memberi mereka sesuatu untuk membimbing anak-anak, mereka mengatakan itu tidak bisa diandalkan karena penilaian tidak konsisten dari film ke film.
Hak kekayaan intelektual telah menjadi hal serius di industri ini. Banyak kerugian yang dialami dari adanya pembajakan film, baik di AS dan luar negeri. Kemajuan teknologi memungkinkan semua orang untuk dengan mudahnya menyalin film di internet. Kemunculan VCR yang populer membuat ketakutan bahwa akan adanya banyak pembajakan dan membuat orang tidak menonton film lagi di bioskop. MPAA awalnya mencoba untuk menekan difusi teknologi rekaman video, takut pembajakan besar-besaran. Ketika upaya gagal, MPAA menuntut penegakan hukum terhadap menyalin video yang illegal, baik di Amerika Serikat dan luar negeri. Industri film berharap agar pencegahan terus dilakukan di tingakt konsumen. Konsumen dapat membuat salinan dari film yang sedang disiarkan untuk diri sendiri dan tidak menual atau menyewakan ke orang lain. Namun, banyak pula yang membuatnya menjadi bisnis. Seorang konsumen mungkin tidak menyalin film dari satu komputer, VCR, atau DVD lain. Dalam kebanyakan kasus, salinan digital dan DVD film memiliki pengamanan teknologi terhadap penyalinan. Masalah besar dalam pembajakan adalah penyalinan ilegal oleh orang-orang yang berniat untuk menjual atau menyewakan salinan ilegal. Dengan demikian industri film, melalui MPAA, telah mendorong penegakan hukum pejabat, baik di Amerika Serikat dan luar negeri untuk menegakkan hukum hak cipta. MPAA telah sukses luar biasa dalam mendapatkan perhatian pemerintah untuk menindak pembajakan film di luar negeri. Pemerintah AS telah membantu memberikan tekanan pada pemerintah lainnya untuk menegakkan perjanjian hak cipta internasional yang ada.

Chapter 8
Ada tiga industri atau stasiun TV yang menjadi pemain utama dalam industri pertelevisian, yaitu NBC, CBS, dan ABC. Mereka menampilkan program yang nantinya akan menarik bagi pengiklan karena adanya rating atau penonton yang banyak. Tentu saja, hal tersebut membat mereka lebih menang dibandingkan radio yang hanya bergantung pada audio saja. Selama pembekuan FCC, sebagian besar kota hanya memiliki satu atau dua stasiun, dan NBC dan CBS adalah pilihan afiliasi atas. Program yang menjadi andalan bagi jaringan televisi salah satunya adalah variety show karena masyarakat banyak melihat kualitas dari tayangan tersebut, walaupun sekarang hal tersebut jarang kita temui. Drama yang hadir di televisi digarap dengan serius dengan adanya aktor terkenal dan penulis yang baik yang biasanya berdomisili di New York. Banyak hal terjadi di industri ini, seperti adanya pergeseran pada penonton, kemudian munculnya komersialisme, dan nilai produksi yang menjadi sangat penting di Hollywood.
Ketua FCC, Newton Minow, menyebutkan bahwa televisi adalaha gurun yang luas karena banyaknya pemrograman hambar atau kurang berkualitas pada tahun 1961. Perusahan untuk penyiaran publik dan layanan penyiaran publik, akhirnya didirikan untuk memberikan banyak alternatif pada pemograman yang ada di televisi. peraturan FinSyn yang muncul dan langkah-langkah pengaturan lainnya membatasi jumlah program televisi. Stasiun UHF independen mulai makmur setelah UHF tuner yang diperlukan di set televisi baru dan FCC membuka kota-kota besar untuk televisi kabel, yang membuka jalan mereka untuk layanan berbayar seperti HBO dan turut pula didukung oleh iklan, seperti WTBS. Pada tahun 1987, Rupert Murdoch memulai jaringan televisi Fox. TV kabel membantu Fox karena adanya penggabungan stasiun Fox dengan stasiun UHF independen, jadi, TV kabel yang ada di kebanyakan rumah memperlihatkan sebuah kualitas gambar yang sangat baik dan tidak seperti kualitas yang orang dapatkan saat hanya menggunakan antena biasa. Jaringan televisi kabel seperti Fox menarik banyak pengiklan karena tayangan mereka yang menarik untuk para penonton muda. Proporsi pemirsa yang menyetel siaran prime time dari ABC, CBS, dan NBC telah menurun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu saja diakibatkan karena banyaknya orang yang telah menggunakan TV kabel dan mereka lebih memilih untuk menonton tayangan-tayangan yang dihadirkan oleh TV kabel tersebut, bahkan sekarang banyak TV kabel yang mengkhususkan diri mereka hanya pada saluran-saluran TV kabel saja dan membuat stasiun televisi biasa kehilangan penontonnya.
Sekarang, jaringan televisi merupakan bagian dari konglomerasi media yang terintegrasi secara vertikal, yaitu menggabungkan beberapa perusahaan menjadi perusahaan besar untuk tujuan tertentu, hal ini bukan hanya pada televisi saja, tapi termasuk pada studio film dan aset media lainnya. Seperti yang terjadi pada lima perusahaan besar yang mengalami konglomerasi media, yaitu Time Warner, Viacom / CBS, Disney, NBC Universal / Comcast, dan Fox. Konglomerasi ini membuat banyak pemain lainnya kalah, seperti yang terjadi pada Big Three yang telah digantikan oleh kelima perusahaan tadi karena dulunya Big Three merupakan pemain yang dominan di industri pertelevisian. Televisi menyelesaikan transisi ke penyiaran digital pada tahun 2009. Televisi definisi tinggi (HDTV) menampilkan tayangan yang tajam dengan gambar yang lebih luas. Selain itu, juga ada televisi dengan definisi standar (SDTV), dimana gambarnya tidak sebagus HDTV dan terdapat pada sub-kanal digital. Pilihan digital baru yang muncul selain HDTV dan SDTV adalah, DVR, sistem video-on-demand, dan distribusi televisi melalui internet dan telepon seluler. Perkembangan teknologi terus mengembangkan industri pertelevisian ini menuju hal yang belum diprediksi sebelumnya.
Perusahaan yang dimiliki oleh Big Five tadi mendominasi produksi jaringan televisi kabel dan program, produksi dan distribusi pertama pemrograman, dan tayangan ulang pada jaringan program. Konglomerasi media membuat sejumlah produsen lainnya berkurang karena kuatnya konglomerasi media yang ada pada saat ini. Program komedi, drama, aksi-petualangan, film, berita, dan reality show adalah genre utama dalam jaringan prime time hari ini. Reality show secara bertahap menggantikan acara scripted karena lebih murah untuk membuatnya. Genre  ini menarik bagi orang-orang yang bekisar antara 18 sanpai 34 tahun dan mereka yang mendominasi pemirsa pada genre-genre tersebut. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi para pemilik stasiun karena kelompok umur inilah yang disukai oleh para pengiklan. Integrasi horizontal dan vertikal dalam industri televisi mengancam keragaman ide. Batas kepemilikan stasiun televisi dan kepemilikan media yang merupakan konglomerasi yang telah terjadi selama bertahun-tahun membuat banyak ide yang tidak tertuang karena adanya tujuan tertentu dari pemilik perusahaan. Perusahaan sekarang dapat juga mengelola lebih dari satu stasiun di pasar tunggal yang tentu saja membuat program-program yang hadir tidak beragam. Kebijakan konglomerasi ini mendorong minoritas dan kepemilikan perempuan dan pekerjaan di industri televisi, yang akhirnya mempertanyakan sebuah keadilan karena keadilan yang hadir dapat meningkatkan keragaman pada industri pertelevisian. Dominasi yang dimiliki oleh media besar menyatakan bahwa kebijakan ini dipertanyakan sebab membatasi banyak orang dalam berkespresi. Amandemen pertama menggagalkan upaya untuk menyensor konten kekerasan atau seksual, sehingga industri melakukan pengaturan terhadap diri sendiri karena ini menjadi satu-satunya pilihan terakhir. Pemikiran mengenai televisi merupakan gurun yang luas mungkin telah mulai hilang karena sekarang banyak orang mulai memanfaatkan teknolgi yang ada untuk membuat acara telvisi dan meng-uploadnya ke Youtube. Kembali pada masalah sensor, kemunculan sensor sebenarnya adalah untuk memastikan pasokan program anak-anak di televisi. Seperti yang tertuang diundang-undang bahwa lembaga penyiaran TV melayani kebutuhan pendidikan dan informasi kepada anak-anak. Akan tetapi, FCC menulis bahwa program The Flintstones merupakan program yang memungkinkan untuk dihitung sebagai program pendidikan. Setelah banyaknya perdebatan mengenai program pendidikan dan program yang dirancang khusus untuk anak-anak, standar kuantitatif yang di keluarkan adalah program anak yang harus hadir tiga jam per minggu. Namun, industri tidak begitu antusias dengan hal ini. Secara historis, kekerasan di televisi menjadi perhatian besar setelah seks. Para peneliti memperkirakan bahwa rata-rata anak melihat ribuan tindak kekerasan sebelum mencapai usia dewasa.


Startup Bisnis Lewat Ekonomi Syariah (Penulisan Berita)

Tangerang (14/01) – Startup bisnis berbasis syariah kini menjadi pilihan bagi seorang muslim untuk menjalankan bisnisnya karena sistem dan tata cara yang ada sesuai menurut keyakinan serta tidak jauh dari jalan dakwah.

“Memulai bisnis online syariah, misalnya jual-beli, yang penting ada akadnya. Kemudian, ada penjual, pembeli, dan barang yang dijual,” ujar pengamat ekonomi, Ahmad Ifham.

Namun, jika selama ini startup bisnis lebih banyak diwarnai e-commerce, Badr Interactive asal depok ini memilih menjadi pengembang aplikasi muslim.

“Visi kita dari awal itu kan mengincar IT melalui islam dan memang ingin buat produk islam yang gratis. Sebenarnya, Badr bisa buat produk e-commerce, tapi entah kenapa kita ga pengen dan mau produk yang beda serta memberikan edu value,” ujar Team Leader Badr Interactive, Andika Amri.

Amri menambahkan bahwa Badr ingin berkontribusi secara aktif di teknologi secara nasional dan menunjukkan bahwa muslim juga bisa berkontribusi ke umat dari bidang teknologinya dan menjadi incubator developer di Indonesia.

Dalam memulai bisnis online, banyak orang tidak tahu resiko yang akan menghampiri mereka, padahal saat memulai bisnis mereka harus memikirkan resiko terlebih dahulu.

“Ketika didirikan Agustus 2011, kita rata-rata otodidak, kita belajar finance. Human Resource Development (HRD) kita pun orang IT. Jadi banyak eksperimen. Banyak bongkar pasang sistem. Jadi, kalau ada yang salah, ya kita rugi. Makanya, sekarang kita masih nyari sistem yang pas. Sekarang kita lagi coba untuk lebih banyak nurunin produk daripada nerima projek. Mungkin nanti 20% projek dan 80% produk,” tutur Amri.

Ahmad menjelaskan bahwa resiko yang ada dalam bisnis online sebenarnya sangat tinggi, terutama dalam bisnis syariah karena penjual harus bersikap adil.

“Seperti contoh dalam e-commorce, jarang sekali kita melihat ada ketentuan mengenai pengembalian barang. Jika ada, pasti tidak jelas ketentuannya. Oleh karena itu, semua ketentuan harus ada dan jelas agar sama-sama tahu,” jelas pengamat ekonomi sekaligus penulis buku ‘Bedah Akad Bisnis Syariah’.

Dari sisi usaha, ‘syariah’ merupakan kata yang memiliki jual nilai tinggi. Kata ini menarik bagi kalangan muslim.

Sebenarnya, startup bisnis atau startup bisnis syariah sama dengan bisnis online biasa karena pemilihan bisnisnya dan waktu mengerjakannya tetap sama. Akan tetapi, hanya berbeda dari cara pelaksanaannya yang halal.

Andika Amri menjelaskan bahwa saat akan memulai startup bisnis, kita harus membuat produk yang memang dibutuhkan dan unik. Hal ini merupakan salah satu kunci dari Badr memenangkan Startup Asia Jakarta 2014 dengan aplikasi mereka yang membantu penanaman tanaman pangan antara investor, petani dan pemilik lahan, yaitu iGrow.

“Kita harus bener-bener ke ranah yang jarang banget ditemui orang dan eksekusi rapi. Jadi bermainlah diranah yang memang dibutuhkan orang lain,” tuturnya

“Saat kita menjadi juara 2 kompetisi internasional Startup Istanbul, memang ternyata di level dunia banyak yang memiliki problem yang sama. Jadi pada saat iGrow presentasi, mereka banyak yang langsung bilang selamat dan ini good idea. Mereka bahkan nanya, bisa ga diterapin di negeri kita. Pada saat orang melihat idenya adalah hal-hal yang menyangkut kepentingan mereka juga, kita pasti otomatis akan menang,” ujar laki-laki yang sedang mengembangkan aplikasi terbaru Badr, yaitu Inspire untuk di lanuching pada 2016.

Banyak keuntungan yang didapat dari menjalankan bisnis online syariah, salah satunya bisnis ini tidak mengabaikan nilai-nilai islam yang ada di dalamnya.

“Mengambil keuntungan itu terserah dari penjualnya. Tidak ada ketentuan untuk hal itu,” terang pengamat ekonomi yang sekarang menjadi CEO Amanah Syariah Consulting.

“Aplikasinya kan gratis, keuntungnya baru ada 2, yaitu donasi dan projek karena kita emang rata-rata produk amal dan ga nyari untung. Kita ambilnya sekarang dari projek aja,” tutur Amri

Amri menjelaskan bahwa pengembang aplikasi yang telah memiliki 30 karyawan ini mulai mensasar ke pasar premium, seperti pertamina yang nilai projeknya di atas 300 jutaan dan berniat untuk membuat agar produk Badr bisa internasional. Namun, mereka tetap memeriksa kehalalan dari projek tersebut.

“Investor kita sekarang baru dari Startup Center dan Malaysia,” jawab Amri ketika ditanya mengenai investor Badr.

Ahmad yang juga menjadi pengurus DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) mengatakan, “Investor itu boleh dalam syariah, pihak non muslim pun tidak masalah karena yang penting pihak investor itu bisnisnya bukan dari riba. Mereka kan share saham karena saham itu kan artinya bagi hasil, jadi tidak masalah. Di dalam syariah itu ada skemanya kok. Yang jadi masalah adalah jika main saham karena main saham dan bagi hasil itu skema dan aktivitasnya sama tapi niatannya yang beda.”

Awalnya, produk untuk kaum muslim dianggap sebagai minoritas di dalam startup bisnis dan kurang menjanjikan. Akan tetapi, bisnis ini sekarang sudah menjadi bagian dari bisnis mainstream lainnya. Tentu saja, Usaha Kelas Menengah (UKM) muslim di Indonesia ini akan terus berkembang.

Berdasarkan Pew Research Center : Religion & Public Life, umat Islam dunia akan mencapai 2,2 milyar orang (26,4% dari populasi dunia) pada tahun 2030 nanti.

“Lihat baik-baik peluangnya karna saya yakin masih banyak yang bisa digarap untuk jadi bisnis. Jangan lupa untuk eksekusinya, jadi kalo misalnya udah ada ide langsung eksekusi aja ga usah banyak pertimbngan dan langsung riset pasarnya gimana. Ide bagus tanpa eksekusi jadinya nol, tapi kalo ide yang biasa aja dengan eksekusi yang baik bisa jadi berhasil. Jadi yang paling utama adalah eksekusi. Kalo gagal belajar lagi dan bikin lagi,” pesan Team Leader Badr, Andika Amri.

Rangkuman Buku Media Now Chapter 5 dan 6 (Recording Music and Radio)

Chapter 5
Rekaman akustik mulai dikembangkan oleh Thomas Edison. Sebelumnya, 1800-an dan 1900-an para penemu mereproduksi musik untuk publik, seperti musik box. Fonograf menjadi media yang banyak digunakan karena orang menyukai mendengarkan musik di rumah. Pada 1906, Victor Talking Machine Company memperkenalkan rumah victrola. Rumah ini memperkenalkan jenis musik baru. Selain itu, radio memiliki dampak pada rekaman musik. Radio memiliki dampak langsung pada rekaman musik, seperti dampak televisi pada kehadiran bioskop. Orang-orang bisa terlebih dahulu mendengar musik tanpa ada biaya. Saat radio lepas pada 1920, penjualan fonograf menjadi turun, kepanikan tersebut sama dengan kepanikan yang terjadi pada industri musik sekarang karena orang bisa mengunduh musik di internet. Musik menjadi populer pada 1930-an dan 1940-an. Kematian fonograf sudah diramalkan dari dulu, tetapi kemunculan Sinatra menghidupkan kembali penjualan rekaman. Genre musik baru mulai bermunculan, seperti blues. Rock berawal dari blues. Walaupun sebelumnya banyak yang meperdebatkan awal mulai musik rock.
Selama perang dunia II, industri rekaman mengalami penurunan karena adanya mogok oleh musisi selama 2 tahun. Setelah 1970, perusahaan rekaman dan radio mulai diverifkasi ke format yang berbeda, seperti top 40 (Michael Jackson). Puhuhan sub-genre bermunculan pada 1990-an. CD telah menurunkan vinyl dan juga toko kaset, dan distribusinya mulai pindah ke internet.lambat laun, rekaman musik meningkat dan membuat harga peralatan rekaman turun. Musisi dan konsumen menikmati musik dalam bentuk mew digital. Banyak musisi menjual CD dan merchendise mereka di konser mereka sendiri.
Pada 2001, Apple dibangun dan menciptakan layanan iTunes untuk mengunduh musik dari hampir semua label. Awalnya, lagu dihargai $ 0,99 per lagu. Label pun tidak mempermasalahkannya karena hak cipta mereka dilindungi, sebab lagu tersebut hanya dapat disalin ke beberapa komputer atau CD. Namun, sekarang layanan musik gratis lebih populer, seperti Pandora. Teknologi rekaman musik berkembang pesat. Data musik dapat disimpan di hard drive komputer. Jadi, sekarang pengembangan mengenai speaker dan headphone. Beberapa perangkat lunak sekarang menggunakan format WAV dan MP3. Berbagi atau pembajakan secara online menyebabkan perkembangan inisiatif dalam industri musik. Banyak layanan musik online yang hanya pelanggannya lah yang dapat mengunduh musik dan memiliki tanggal kadaluarsa jika pelanggan tidak membayar dan menambahkan pencegahan pembajakan. Namun, kini penggemar musik dapat menikmati musik dengan penyimpanan sistem ‘cloud’, yaitu menyimpan musik di internet dan dapat didengar kapan pun. Pengunduhan membantu asosiasi Recording Industry Association of America (RIAA) karena trek pembajakan musik online. Teknologi digital baru memungkinkan pendatang baru di rekaman musik, produksi musik, dan distribusi. Namun, perubahan ekonomi dan peraturan mendorong kepemilikan pemain utama  di seluruh industri musik. Jadi, musik yang merupakan bagian dari budaya kita telah dikuasai oleh yang lain. Elemen-elemen kunci dari industri rekaman adalah bakat, studio rekaman, perusahaan rekaman dan label.
Empat perusahaan besar mendominasi industri musik, yaitu Sony, EMI, Universal, dan Warner. Beberapa perusahaan rekaman besar memiliki sejumlah label yang terpisah, masing-masing dengan segmen pasar yang berbeda. Sony Music Entertainment memiliki Columbia dan Epic label; Warner Music Group memiliki Rhino, Elektra, Warner, Sire, dan Atlantik. Sony adalah perusahaan Jepang, yang baru saja membeli BMG, Arista, dan RCA dari BMG Jerman. Perusahaan Perancis Vivendi membeli Universal Music Group. Perusahaan recording memutuskan mana album dan lagu yang akan dipromosikan di billboard, iklan surat kabar, dan iklan majalah. Perusahaan rekaman mendistribusikan rekaman dalam berbagai cara.
Bisnis musik tidak pernah diatur dalam cara yang sama. Namun, bisnis musik sekarang dipandang kurang memberikan profit karena adanya empat perusahaan raksasa.
Ketika seniman merekam karya musik yang ditulis oleh orang lain, baik untuk penjualan langsung atau untuk siaran, mereka harus mendapatkan izin dan biasanya membayar royalti. Distribusi musik melalui Internet menimbulkan hak cipta lain. Situs Internet, seperti BitTorrent dan LimeWire, telah memungkinkan pengguna untuk mengambil data yang berisi musik. Namun, untuk menghindari penuntutan, LimeWire membuat pengguna mengatakan bahwa mereka tidak akan menggunakannya secara ilegal. Dalam perjuangan melawan file sharing, RIAA telah memperhatikan seniman yang hancur karena download ilegal.


Chapter 6
Marconi merintis radio sebagai bentuk komunikasi dua arah. Jaringan radio disatukan oleh David Sarnoff di RCA / NBC dan William Paley di CBS, yang melihat potensi untuk membuat dan menjual radio, serta untuk menjual iklan. Selama beberapa tahun, jaringan radio mengandalkan sebagian besar pemasukan pada musik, tetapi selain itu mereka juga tetap mendapat pemasukan dari berita, olahraga, komedi, variety show, dan lain sebagainya. Banyak dari pemilik jaringan radio pindah ke televisi setelah tahun 1948. Hal ini dikarenakan, potensi televisi lebih besar dibandingkan dengan radio. akibatnya, banyak penonton televisi yang tumbuh, dan radio mulai kehilangan banyak pendengar karena pendengar mereka berubah menjadi penonton televisi. Beberapa jenis hiburan di televisi lebih bekerja dengan baik untuk para pemirsa dengan kekuatan komponen visualnya yang berbeda sekali dengan radio yang hanya mengandalkan audio saja.
Radio FM mulai meningkat dari tahun ke tahun karena kualitasnya yang sudah lebih bagus dan meningkat. Radio FM pun menjadi tersedia secara luas dan apresiasi yang luar biasa membuat Radio FM menjadi radio musik yang paling utama. Kepemilikan kelompok seperti clear channel menciptakan populer baru sehingga grup kepemilikan seperti ini menggunakan sejumlah format untuk diprogram dan menjadi jaringan utama. National Public Radio muncul sebagai radio berita yang sangat signifikan dengan publik dan menghubungkan sebagaian besar hal nonkomersial dan umum. Banyak stasiun radio sekarang yang mentransmisikan musik mereka, berita, dan program lain melalui Internet untuk menjangkau pemirsa baru, baik di daerah maupun yang jauh, tetapi beberapa stasiun mungkin harus tutup karena tidak mampu untuk membayar royalti kepada perusahaan label dan artisnya.
Format radio adalah strategi pemrograman radio yang berorientasi pada playlist musik dan fokus pada genre tertentu. Contoh umumnya adalah Top 40 yang ditandai dengan musik yang dimainkan adalah sesuai dengan grafik penjualannya. Format radio cenderung mencerminkan evolusi musik pop dan rock sejak 1970. Mereka telah mengikuti segmentasi penonton dan fragmentasi dari genre musik. Tren ini telah ditekankan oleh meningkatnya stasiun FM, yang harus mengkhususkan diri untuk mencari pendengar. Stasiun mulai memutuskan format mereka sendiri, menanggapi penonton lokal dan kompetisi lokal dari stasiun lain. Pada FM, format utama sekarang adalah berita, negara, agama, classic rock, dan urban kontemporer. Beberapa pola yang dikembangkan di stasiun FM menyajikan alternatif non-komersial, seperti musik klasik dan berita atau urusan publik. Kini, stasiun AM cenderung menekankan pada berita, acara talkshow dan berbicara mengenai olahraga. Kini stasiun AM tidak sepopuler stasiun FM karena kualitasnya yang memang jauh dari stasiun FM. Stasiun AM juga cenderung untuk melayani kota-kota kecil dan daerah pedesaan, di mana populasi masyarakatnya yang sedikit. Unsur-unsur utama dari organisasi industri adalah kepemilikan secara kelompok, seperti Clear Channel; layanan program musik nasional, seperti Westwood One. Pemilik grup memiliki sejumlah stasiun siaran. Kadang-kadang mereka juga menyediakan program-program umum. Perusahaan seperti Westwood One menyediakan program siap pakai untuk puluhan format.
UU Komunikasi tahun 1934 didefinisikan menjadi sebuah perubahan. FCC lebih sistematis untuk pemberian izin radio dan aturan tentang kekuatan pemancar, tinggi, dan penggunaan frekuensi. FCC dikenakan aturan tentang kepemilikan, konsentrasi atau segmentasi dan kepemilikan silang, dan peran jaringan dan perusahaan berafiliasi. UU Telekomunikasi tahun 1996 mengubah peraturan FCC tentang batas kepemilikan stasiun. Ini dieliminasi sebelum batas kepemilikan stasiun. Untuk radio, tidak ada batas nasional. Hal ini meningkatkan konsentrasi kepemilikan, yang menimbulkan masalah tentang keragaman konten, lokalisme, dan kepemilikan minoritas. Beberapa kelompok besar sekarang sudah menguasai setengah dari semua stasiun di banyak kota. Ini jelas mengurangi lokalisme kepemilikan, yang kemudian dapat mengurangi tanggap terhadap kepentingan lokal. Keragaman musik dan berita mungkin dikurangi, meskipun kelompok kepemilikan mengklaim bahwa mereka benar-benar meningkatkan keragaman format musik yang tersedia di pasar. Melalui tahun 1960-an, kata-kata tertentu tertentu tidak dapat digunakan, dan penyiaranlah yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka tidak digunakan. Larangan tersebut berhasil ditantang di pengadilan, tetapi FCC masih membatasi pidato yang tidak senonoh.

Rangkuman Buku Media Now Chapter 3 dan 4 (Majalah dan Koran)

Media cetak diawali dari Timur Tengah di 1.900-1.800 SM, dan terus dikembangkan oleh Fenisia, Yunani, dan Romawi. Cina menghasilkan buku dengan menulis dan menjadikannya seperti buku. Penemuan ini diteruskan ke Jepang dan Korea dan kemudian ke Arab. Buku adalah media yang terbatasa karena mereka harus ditulis tangan. Buku hanya dicetak dan tersedia untuk orang yang berpendidikan. Penemuan Gutenberg di 1455 menjadi terobosan teknologi yang akan membuat lebih banyak media cetak.
Majalah mulai berkembang di Inggris pada tahun 1700-an. Mereka membawa fiksi dan nonfiksi dalam berbagai tigkatan. Selama era Perang Sipil, majalah mulai memiliki dampak yang lebih luas pada kehidupan masyarakat. Beberapa majalah tumbuh untuk mendramatisir adegan perang, seperti Harper Weekly. Pada abad kedua puluh, majalah sudah lebih murah dari sebelumnya. Semua orang sudah bisa membaca dan memiliki lebih banyak waktu luang untuk membaca, baik di sektor pertanian ataupun ekonomi industri maju dan di minat yanng berbeda-beda. Keterbukaan dan kebebasan pers pada abad ini sudah membuat banyak topik untuk dibaca.
Setelah tahun 1920, majalah bersaing dengan radio dan televisi. Beberapa majalah tidak dapat beradaptasi dengan baik dan menghilang. Banyak iklan yang beralih ke televisi dan media cetak kehilangan pendapatan mereka. Perang Dunia II membantu mempopulerkan kembali media cetak. Pada mulanya, komputer digunakan untuk membantu typesetters. Pada 1970-an, komputer digantikan mesin typesetting dengan mentransfer teks langsung yang pada gilirannya dipindahkan ke pelat cetak logam. Pada 1980-an, komputer semakin canggih hingga scanner untuk mendigitalkan foto menjadi lebih murah. Evolusi ke era komputer telah berdampak pada industri penerbitan buku tradisional. Digitalisasi membuat buku cetak diubah menjadi e-book. Selain itu, hadirnya e-commerce memberikan dampak besar pada penerbitan. Dengan toko buku online seperti Amazon, kita dapat menjual dan membeli buku, buku akan dikirim tanpa kita perlu meninggalkan rumah.
Selain itu, data yang tidak terhingga di internet memberikan banyak peluang bagi penerbit kecil yang tidak bisa membuat toko sendiri. Media cetak menjadi lahan ekonomi bagi sebagian besaar, terutama perusahaan besar seperti google, yang mendapatkan keuntungan karena adanya e-commerce yang membuat iklan di google. Media cetak menghasilkan uang dari penjualan per copy-nya, langganan, dan iklan. Secara keseluruhan, sekitar 60 persen berasal dari iklan, 28 persen dari langganan, dan sisanya dari penjualan per copy-nya. Pendapatan ini bervariasi tergantung dari jenis media cetak itu. Banyak media cetak bergantung pada langganan dan iklan. Pada tahun 2008, langganan menyumbang 88 persen dari total sirkulasi media cetak dan penjualannya menyumbang 12 persen. Iklan merupakan sumber penting pendapatan bagi sebagian besar media cetak dan persaingannya sangat sengit, bahkan lebih penting dibandingkan jumlah langganan. Namun, media cetak tetap harus menjangkau banyak orang agar bisa mendapatkan iklan. Media cetak yang kini hadir secara konvesional ataupun internet terus bermunculan. Akan tetapi, banyak dari mereka yang telah mati. Meskipun banyak media online hadir, media cetak baru terus bermunculan juga. Topik yang paling populer adalah olahraga, otomotif, dan rumah.
Media cetak memiliki beberapa keunggulan, seperti pemberitaan ekonomi yang lebih baik dibanding media lain. Banyak jenis buku yang ada, seperti profesional, pendidikan, dan pelajaran. Banyak hal yang timbul sejak penemuan Guttenberg, buku kini menjadi lebih banyak dan terjangkau untuk semua kalangan. Pendidikan menjadi lebih tertata dan seluruh masyarakat bisa merasakannya.
Perkembangan media cetak membuat banyak orang yang kini bisa menikmatinya karena teknologi yang terus berkembang, seperti biaya kertas yang lebih murah. Banyak orang yang belajar membaca dan membuat pendidikan berkembang. Perang salib sempat membuat koran banyak memberitakan tentang korupsi dan skandal. Akhirnya, timbul penyebutan jurnalisme baru karena berita-berita yang ditawarkan menarik bagi orang, seperti kematian dan bencana, tapi sebelumnya ada penyebutan “jurnalisme yellow” karena berita yang ditawarkan terlalu berlebihan walaupun sampai sekarang kita masih menemuinya.
Percetakan koran terus meningkat terutama karena adanya dampak koran sebagai media massa yang membuat industri media cetak terus tumbuh. Koran dibuat dalam jumlah besar dan dipasarkan secara langsung di kota-kota dan akhirnya perkembangan teknologi membuat koran bisa dikirim melalu internet. Walaupun internet membuat semua orang mendapakan informasi secara cepat, banyak dampak negatif bagi koran ataupun media cetak itu sendiri. Media cetak memang dapat menjangkau pembaca melalui media online, tetapi hal tersebut membuat pembaca lebih memilih untuk mengakses media online ketimbang membaca koran atau media cetak lain. Hal tersebut membuat perusahaan koran dan media cetak lain harus mampu membuat pembaca mau berkunjung ke situs mereka agar nanti mereka akan mendapatkan pendapat dari traffic situs tersebut. Traffic tersebut nantinya akan berguna saat  mereka memasarkan situs mereka ke pengiklan karena koran menjual pembaca ke pengiklan. Jadi, semakin banyak yang membaca situs mereka, maka akan semakin banyak iklan yang mereka dapatkan dari pengiklan karena pengiklan ingin agar iklan mereka dilihat banyak orang. Banyak segmentasi yang ada di dalam media cetak, seperti kroan yang bersifat harian memberitakan berita nasional, gaya hidup, dan hiburan. Kemudian, ada pula yang menyajikan olahraga maupun fokus terhadap hiburan.

Orang yang membaca koran kini lebih sedikit dan lebih didominasi oleh orangtua atau orang dewasa, sebab anak muda kini lebih condong untuk melihat informasi di media online karena ada persepsi bahwa koran dibaca oleh orangtua. Namun, koran masih mempunyai tempatnya sendiri di sebagian orang karena berita yang mereka sajikan lebih mendalam dibanding berita online yang karena kecepatannya membuat berita tersebut hanya dipermukaan saja. Akibat dari industri media cetak yang dapat dikatakan kian menurun, membuat sebagian koran bekerjasama, seperti berbagi iklan. Namun, hal ini membuat kompetisi yang ada di koran itu menjadi kurang karena para kompetitor bergabung atau bekerjasama dan membuat mereka menjadi tidak begitu serius. Selain itu, kepemilikan di media massa yang bisa dikatakan merupakan sebuah konglomerasi media, menjadikan kepemilikan ini menjadi perhatian karena para pemiliknya merupakan pemain lama di media sebelumnya dan hal tersebut dapat membuat informasi yang hadir ke masyarakat menjadi tidak sesuai dan bahkan terkadang digunakan untuk kepentingan pemiliknya. Tentu saja, hal ini akan berdampak besar pada etika jurnalistik dan dapat mengubah tujuan dari media massa itu sendiri. 

Review Acara Mata Najwa Episode Cerita Anak Jokowi (Dilihat dari Teknik Interview dan Reporting)

                                     sumber: www.harianjogja.com

        Acara Mata Najwa pada Minggu lalu, membahas mengenai anak presiden Jokowi. Wawancara yang dilakukan oleh Najwa Shihab kepada anak presiden Jokowi, yaitu Kaesang dan Gibran merupakan salah satu contoh wawancara berita ringan. Seperti ketentuan wawancara pada umumnya, Najwa memiliki catatan didekatkannya sebagai pengingat untuk pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkannya. Dia terus menjaga energi dan kecepatannya dari awal hingga akhir acara. Bahkan, dia selalu terhubung dengan materi-materi yang ada dan sangat terlihat tertarik dengan percakapan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan tangan Najwa Shihab yang berada di pipinya dan membuat dirinya seperti sangat menyukai jawaban dari anak Jokowi dan menjadi pendengar yang baik. Dia juga fokus kepada narasumber dan masih bisa berinteraksi dengan para penonton.
Namun, terlihat sekali di awal wawancara, Kaesang terlihat gugup karena matanya yang tidak bisa fokus, bahkan Najwa sempat menanyakan hal tersebut kepada dirinya. Najwa pun terlihat sangat baik karena bisa membawa suasana wawancara menjadi tidak kaku, terlihat antusias dan dapat menjaga suaranya dari awal hingga akhir acara. Beliau juga melontarkan beberapa pertanyaan dari jawaban yang diberikan oleh anak Kaesang dan Gibran. Perempuan berambut cokelat ini juga terus menggali jawaban sampai dia mendapatkan jawaban yang sesuai dan pas. Namun,  di dibeberapa pertanyaan Najwa sempat terlihat bingung dengan pertanyaan yang akan dilontarkan, hal ini ditandai dengan keluarnya ‘eeee’ pada beberapa pertanyaan, seperti saat bertanya kepada Kaesang mengenai perbedaan menjadi anak presiden. Jawaban dari Kaesang mengenai bahwa dirinya tidak disambut oleh warga saat ikut bersama Presiden Jokowi ke suatu daerah dibantah dengan bukti berupa video oleh Najwa, hal ini menjelaskan bahwa kita harus dapat mencari kebenaran dan tidak langsung percaya dengan ucapan narasumber.
Najwa juga memberi beberapa pertanyaan menyelidik dan tidak terlihat membosankan, bahkan dia dapat membuat Kaesang dan Gibran terlihat nyaman, seperti saat Kaesang menceritakan masalah kecebong pada wawancara tersebut. Akan tetapi, Najwa memberikan pertanyaan yang jawabannya antara iya dan tidak, salah satunya adalah mengenai mudah atau tidaknya menjadi anak presiden. Pada Mata Najwa kali ini, Gibran lebih sering menjawab ‘biasa saja’, tapi Najwa terus mencoba agar Gibran memberikan jawaban lain yang lebih dapat memuaskan para penonton. Perempuan ini juga terlihat beberapa kali memandang ke atas dan kontak matanya tidak fokus ke narasumber, bahkan terlihat sekali bahwa dirinya sedang berpikir mengenai pertanyaan yang akan dilontarkannya, seperti saat membahas mengenai catering milik Gibran. Dia juga terlihat memainkan pulpennya dalam kurun waktu yang cukup lama, hal ini menggambarkan bahwa dirinya gugup. Selain pulpen, beliau sesekali memainkan cincin di jarinya. Bukan hanya Najwa dan Kaesang yang gerakan non-veerbalnya menggambarkan bahwa mereka gugup, Gibran pun memperlihatkan hal tersebut, yaitu kedua tangannya yang terus dimainkan, tetapi kegugupannya tidak terlihat jelas di mukanya dan Gibran terlihat lebih tenang dibanding adiknya, Kaesang.
Kedua narasumber Najwa Shihab ini juga pintar dalam mencairkan suasana, seperti saat Najwa meminta agar Kaesang bercerita kepada Ayahnya, Gibran mengatakan bahwa kalau bisa Kaesang sambil menangis agar ratingnya naik. Dalam beberapa segmen akhir, terlihat bahwa kedua narasumber ini terlihat lebih nyaman dan terbuka. Ditandai dengan beberapa humor yang mereka lontarkan dan Najwa dengan baiknya masih bisa menjaga sikapnya. Namun, hal yang seharusnya tidak dilakukan saat wawancara malah terjadi, yaitu Najwa mengatakan bahwa dia akan bertanya untuk terakhir kalinya, kata awalnya adalah ‘pertanyaan penutup’.

Produk Gagal dan Produk Berhasil di Indonesia

A.    Produk Gagal Di Indonesia
1.      Sejarah Singkat Odol
Selama ini, masyarakat Indonesia sering mengganti kata “pasta gigi” dengan “odol”, padahal “odol” adalah sebuah merk pasta gigi yang didproduksi di Jerman Dresden Chemical Laboratory Lingner atau Lingner Werke AG. Awalnya, mereka menciptakan mouthwash pada 1892. Karl August Lingner adalah penemu yang menciptakan mouthwash dan mengampanyekan hidup higienis. Dia dikenal sebagai orang pertama yang mengadakan International Hygiene Exhibition pada 1911 serta mendirikan museum The German Hygyene Museum di Dresden.

2.      Perkembangan di Indonesia
Odol sendiri populer pada zaman Belanda tahun 1920. Pasta gigi ini mampu menggeser cara masyarakat dalam membersihkan gigi, yaitu mengganti pemakaian tumbukan batu-bata dan bubuk buah pinang. Pada saat itu, kompetitor dari pasta gigi tidak begitu banyak sehingga Odol dengan mudahnya menjadi merek paling populer. Pembuatan iklan pada saat itu bertujuan untuk membangun awareness dan memperkenalkan produk baru ke masyarakat yang ditampilkan di koran atau poster. Iklan Odol sendiri bertujuan untuk mempengerahui masyarakat agar menggunakan Odol dan meninggalkan kebiasaan lama. Odol ini akhirnya menjadi produk nomor satu pada saat itu karena mendapat sambutan positif dari masyarakat. Kemudian, Odol ini menjadi top of mind di dalam masyarakat.

3.      Kegagalan Odol di Indonesia
Jika dilihat, produk ini sudah tidak ada lagi di Indonesia, tetapi namanya telah menjadi metonimia, yaitu majas yang menggunakan merek dagang atau nama barang untuk melukiskan suatu benda secara keseluruhan. Dilihat dari segi produk, Odol merupakan produk yang sangat populer dan masyarakat Indonesia aware dengan merek ini. Kemudian, pada segi price, tidak diketahui jumlah pasti harga Odol pada saat itu. Namun, jika harga Odol terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat pada saat itu, pasti Odol tidak akan menjadi produk yang sangat melekat di Indonesia. Pada penempatan atau place-nya sendiri, produk ini diperjual-belikan di seluruh Indonesia, bahkan produk ini juga dijual di luar negeri. Akan tetapi, produk ini gagal pada promotion karena Odol tidak dapat mempertahakan eksistensinya di Indonesia.
Jika dilihat dari Product Life Cycle atau siklus hidup produk, yaitu:
a.       Perkenalan (Introduction), produsen memperkenalkan produk barunya ke masyarakat, seperti memasang iklan di koran.
b.      Perkembangan (Growth), produk tersebut sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.
c.       Tahap Kedewasaan (Maturity), keuntungan penjualan sedikit menurun karena harus bersaing dengan pesaing lainnya.
d.      Tahap Penurunan (Decline), keuntungan semakin menurun dan jika strateginya tidak tepat, maka produk tersebut dapat hilang di pasaran.
e.       Strategi Ekstensi (Perpanjangan), strategi yang digunakan produsen untuk mempertahankan produk mereka agar tidak memasuki tahap penurunan.
Odol ini gagal pada tahap Strategi Ekstensi (Perpanjangan) dan akhirnya mengalami Tahap Penurunan (Decline) karena pada tahap sebelumnya, yaitu, perkenalan (introduction), perkembangan (growth), dan tahap kedewasaan (maturity), produk Odol ini tidak mengalami kendala. Mereka tidak bisa bersaing dengan para kompetitor pasta gigi lainnya sehingga mengalami proses decline. Akhirnya, popularitas Odol menurun, terutama saat Unilever, dengan Pepsodent-nya masuk ke Indonesia pada 1980, yang kemudian membuat produk ini tidak ada lagi di pasar Indonesia.

B.     Produk Berhasil di Indonesia
1.      Sejarah Singkat Oreo
Diawali dengan bergabungnya perusahaan roti serta biskuit pada 1988 dan membentuk National Biscuit Company (Nabisco). Awalnya, mereka memproduksi Barnum dan menjadi sukses dipasaran hingga mereka mempunyai ide untuk membuat biskuit bagi anak-anak. Oreo petama kali hadir pada 1912 dengan 2 lempengan cokelat dan krim ditengahnya. Desain Oreo sendiri tidak banyak mengalami perubahan dari yang dulu hingga sekarang, hanya pada bentuk motif di kedua lempengan Oreo. Oreo sekarang telah menjadi makanan favorit dengan pendapatan global tahunannya sebesar $1.5 trilliun.

2.      Perkembangan di Indonesia
Orang yang lahir pada 1970-an sampai 1980-an, terutama di Eropa dan Amerika, mereka tidak asing lagi pada Oreo. Di Indonesia, Oreo diproduksi oleh PT. Mondelēz Indonesia Manufacturing (dahulu PT. Nabisco Indonesia sebelum tahun 2008 dan PT.Kraft Indonesia sebelum tahun 2013) di Bekasi, Indonesia. Di Indonesia, Oreo sangat laris dipasaran. Salah satu contohnya adalah pada saat bulan Ramadhan 2015. Penjualan biskuit ini mengalami kenaikan sekitar 60%. Oreo juga sekarang telah banyak mengalami inovasi, seperti Oreo Soft Cake. Dikutip dari salah satu media online, Oreo Indonesia telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 200.000.000.000,00 (Dua ratus milliar rupiah). Selain itu, pabrik Oreo yang ada di Indonesia menjadi pusat produksi biskuit Oreo untuk pasar ekspor ke beberapa negara di dunia. Walaupun banyak produk yang mencoba mengikuti Oreo dan melakukan berbagai cara, salah satunya dengan menawarkan harga yang lebih murah, Oreo tetap menjadi biskuit populer di Indonesia.

3.      Keberhasilan Oreo
Oreo berhasil pada semua segi, yaitu promotion, place, price, dan product. Produk Oreo sendiri berhasil karena perusahaan ini terus berinovasi dengan memberikan alternatif lain, seperti double stuff, dan tetap mempertahankan produk asli mereka. Mereka juga tetap mempertahankan kualitas produk mereka. Selanjutnya, pada bagian place, Oreo telah ada di seluruh Indonesia, baik di warung, minimarket, maupun supermarket. Mereka telah menguasai seluruh segmen masyarakat, baik dari kelas bawah sampai atas. Kemudian, harga yang mereka tawarkan juga sesuai dengan kemampuan para pembelinya, mereka dapat menyesuaikan harga mereka dengan konsumen di Indonesia. Suksesnya Oreo sebenarnya adalah pada bagian promotion. Hal ini dapat terlihat dari media sosial milik Oreo (Dunia), yaitu:
a.       Facebook, memiliki lebih dari 41 juta fans
b.      Twitter, memiliki  lebih dari 802 ribu followers
c.       Instagram, memiliki lebih dari 1,4 milliar pengikut
d.      Youtube, memiliki lebih dari 125 ribu langganan
Selain itu, mereka terus mengikuti perkembangan zaman yang ada sehingga dapat terus bertahan, dapat dilihat dari iklan dan inovasi-inovasi baru yang mereka keluarkan. Dalam siklus hidup produk, mereka menggunakan strategi yang tepat agar produknya tidak mengalami proses decline. Mereka tetap mempertahankan motto produk mereka, yaitu'twist, lick, dunk' atau dalam bahasa indonesia adalah 'diputer, dijilat, dicelupin', yang akhirnya membuat orang mudah untuk mengingatnya. Promotion mereka juga sukses pada pemasaran internasionalnya, dapat dilihat bahwa banyak perusahaan makanan yang menggunakan produk Oreo sebagai tambahan dari produk mereka, seperti Baskin Robbins dan Walls.



Referensi Produk Gagal
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-siklus-hidup-produk-product-life-cycle/

Referensi Produk Berhasil

https://www.youtube.com/user/Oreo/featured